Jejamo.com, Lampung Timur – Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) berimbas pada anjloknya harga komoditi jagung dan singkong di Kabupaten Lampung Timur.
Yanto, petani setempat mengatakan, sudah dua bulan ini harga singkong dan jagung terjun bebas. Kondisi ini berlangsung menyusul kebijakan pemerintah menurunkan harga premium. Harga jagung, kata dia, dari semula Rp 3.600 kini hanya Rp3.000 per kg, sementara singkong dari harga Rp 1.750 kini menjadi Rp1.200 per kg.
Ia mengakui, penurunan harga BBM memang disambut baik oleh sebagian besar masyarakat, namun ia menyayangkan hal ini berdampak pada harga-harga hasil bumi.
“Saya dan masyarakat pastinya senang mas dengan turunnya harga BBM, namun kalo bisa harga jual hasil pertanian jangan ikut turun, kalo kaya gini tetap masarakat yang terkena imbasnya mas,” ungkap Yanto kepada jejamo.com, Sabtu, 9/4/2016..
Yanto berharap pemerintah kabupaten (Pemkab) Lampung Timur bisa mengawal harga hasil pertanian, sehingga petani tetap bisa bertahan di tengah kebijakan pemerintah seputar harga BBM.
Menjawab persoalan tersebut, KPD Pertanian Kecamatan Metro Kibang Sukisno mengatakan, penurunan harga komoditi pertanian bukan hanya disebabkan oleh harga BBM, namun juga dipengaruhi dengan panen raya.
“Ketika panen raya, pasokan memang melimpah sehingga berimbas pada penurunan harga komoditas. Saya akan berkoirdinasi dengan pihak dinas terkait, agar penurunan harga hasil pertanian tidak terus terjadi,” jelasnya.(*)
Laporan Suparman, Wartawan Jejamo.com