Jejamo.com, Lampung Timur – Anjloknya harga singkong hingga mencapai Rp500 per kilogram membuat beberapa petani singkong di Lampung Timur frustasi, bahkan ada yang membiarkan tanaman singkong miliknya tidak di panen.
Namun ada juga petani kreatif yang memanfaatkan singkong tersebut untuk dijadikan gaplek atau singkong kering seperti yang dilakukan oleh Ari salah satu petani singkong di Kecamatan Batanghari Lampung Timur.
Ari, mengatakan, anjloknya harga singkong membuatnya berubah pikiran untuk menjualnya langsung, ia kemudian memilih menjadikan panen singkong miliknya menjadi gaplek atau bahan untuk membuat tiwul.
“Saat ini para petani singkong bagai makan bagaikan buah simalakama, karena kalau tidak dipanen bingung untuk membayar modal tanam, sedangkan kalau di panen pun tidak mencukupi atau merugi,” jelasnya kepada jejamo.com, Kamis, 29/9/2016.
Ari mengatakan, harga jual gaplek masih lebih tinggi dari singkong yakni Rp900 sampai Rp1.100 per kilonya.
Ari juga menyayangkan Dinas terkait di Lampung Timur ini yang seakan-akan tutup mata terkait hancurnya harga singkong ini, karena sampai sekarang belum ada tindakan yang di ambil untuk mengatasi harga singkong yang terus mengalami penurunan,katanya.
“Saya harap Pemerintah Lampung Timur mampu menekan penurunan harga singkong ini, minimal mengembalikan seperti harga semula agar para petani singkong dapat tertolong,” pungkasnya.(*)
Laporan Suparman, Wartawan Jejamo.com