Jejamo.com, Lampung Timur – Kenaikan harga singkong di Kabupaten Lampung Timur menimbulkan permasalahan baru. Pasalnya sejak naiknya harga singkong pada Januari lalu, sejumlah pabrik singkong di Lampung Timur melakukan buka tutup pabrik.
Salah satunya Pabrik singkong di Desa Muara jaya kecamatan Sukadana Lampung Timur ini, dari pantauan jejamo.com, Selasa, 14/02/2017, pabrik tersebut mendapat protes keras dari sejumlah sopir truk lokal yang mengangkut singkong langsung dari petani. Karena mereka dibiarkan mengantri dua hari menunggu timbang, padahal keadaan timbangan pabrik sepi.
Riyanto, sopir truk, mengaku kecewa terhadap management pabrik yang seakan-akan pilih kasih atau tebang pilih dalam menerima singkong. “Kami jelas kecewa, karena kami sudah nunggu dua hari belum ditimbang, sedangkan truk fuso warna Oranye yang diduga milik perusahaan singkong lain, masuk langsung timbang. Ada apa dengan singkong kami mas, kalau sampai empat hari gak ditimbang, bisa jadi tape singkongnya,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu sopir truk fuso oranye yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, terkait singkong yang ia bawa dan langsung ditimbang, karena singkong tersebut milik perusahaan yang bekerja sama dengan pengusaha lapak singkong di Lampung Timur.
Pabrik singkong yang berada di desa Muarajaya Kecamatan Sukadana ini diduga hanya menerima singkong dari lapak-lapak singkong yang sudah menjalin kesepakatan dengan pabrik, sehingga singkong yang dibawa oleh sopir truk lokal atau singkong petani tidak bisa langsung masuk ke pabrik.
Sementara itu menurut satpam pabrik, terkait para sopir truk lokal protes keras, mengatakan, pihak pabrik tidak pilih kasih hanya meminta mereka menunggu.(*)
Laporan Suparman, Wartawan Jejamo.com
