Jejamo.com – Kepolisian Filipina mengatakan, 10 pelaut Indonesia yang diculik kelompok militan Abu Sayyaf dan telah disandera selama lima pekan akhirnya dibebaskan, Minggu, 1/5/2016.
“Beberapa orang tak dikenal mengantar kesepuluh orang kru kapal tunda itu ke kediaman Gubernur Abdusakur Tan Jnr di Pulau Jolo di tengah hujan lebat,” ujar kepala kepolisian Jolo, Junpikar Sitin.
Mereka dibebaskan pada Minggu tengah hari. Kepala kepolisian Provinsi Sulu, Filipina, Inspektur Wilfredo Cayat, membenarkan kabar ini.
Cayat mengatakan, setelah diantar ke depan kediaman Gubernur Sulu, mereka lalu dibawa masuk dan disuguhi makanan.
“Gubernur Tan kemudian memanggil saya dan menyerahkan ke-10 orang itu ke kepolisian. Kini kami sedang mempersiapkan untuk membawa mereka ke Zamboanga dan menyerahkan mereka ke kantor konsuler,” tuturnya kepada harian The Inquirer.
Sejauh ini belum diketahui alasan pembebasan para sandera itu. Namun, seorang sumber mengatakan, uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 14 miliar sudah dibayarkan kepada pihak Abu Sayyaf.
“Mereka seharusnya dibebaskan antara Jumat atau Sabtu di satu tempat di kota Luuk,” kata sumber tersebut.
Ke-10 sandera Indonesia itu dibebaskan enam hari setelah Abu Sayyaf memenggal sandera asal Kanada, John Ridsdel. Saat ini, Abu Sayyaf masih menyandera 11 orang, yaitu empat warga Indonesia, empat warga Malaysia, serta masing-masing seorang warga Kanada, Norwegia, dan Belanda.
Abu Sayyaf adalah kelompok radikal yang memberontak terhadap Pemerintah Filipina sejak 1970-an. Mereka juga telah berbaiat pada Kelompok militan ISIS, sepak terjang mereka disebut telah menewaskan sedikitnya 100.000 orang.(*)
Kompas.com