Jejamo.com, Bandar Lampung – Direktur Public Affair dan Public Relation PT Coca Cola Amatil Indonesia Lusia Karina adalah sosok seorang ibu yang supersibuk sehingga terkadang sulit membagi waktu dengan keluarga. Sebab, dirinya sebagai wanita pekerja memang susah untuk mengejar kuantitas waktu. Tapi, yang harus menjadi komitmen seorang wanita adalah bagaimana cara menjaga kualitas utama untuk pendidikan.
“Kalau untuk waktu, kalah dengan ibu-ibu yang lain, hehehe. Namun, saya akan tetap proritaskan untuk keluarga. Kalau untuk berkomunikasi alhamdulillah sudah ada alat untuk membantu Video Call. Setiap hari saya dan kedua anak saya itu pasti berinteraksi,” katanya kepada jejamo.com di sela-sela donor darah di PT Coca Cola Amatil Indonesia Lampung, Jumat, 21/4/2017.
Lusia mengungkapkan, terkadang kedua anaknya sering protes dengan pekerjaannya. Karena, menurut kedua anaknya, dirinya terlalu sibuk. Waktu hari libur saja terkadang masih harus bekerja.
“Tetapi saya mempunyai komitmen, kalau waktu sedang tidak sibuk, akan membayar semua itu dan membagi waktu,” ujarnya.
“Saat anak sedang ulangan, saya sempat untuk tanya jawab. Intinya itu komunikasi dan saya selalu mengajarkan kepada kedua anak saya jika ada kendala orang pertama, yang harus mereka cari adalah ibunya. Alhamdulliah nantinya kalau mereka ada masalah pasti larinya ke saya,” ujarnya.
Dirinya menuturkan, Kartini itu pionir yang memperjuangkan hak-hak wanita, khususnya untuk belajar agar lebih tahu lagi. Seharusnya semangat Kartini itu dilanjutkan.
Sebab, kata dia, masih banyak wanita di pelosok negeri yang harus bekerja untuk membiayai saudara-saudaranya yang laki-laki.
“Kenapa saya mengucapkan seperti ini, karena saya juga sebagai sukarelawan kegiatan pendidikan di beberapa daerah pelosok. Saya lihat masih banyak ketimpangan-ketimpangan yang seperti ini. Makanya, semangat Kartini ini harus kita sama-sama dijaga. Kalau ibunya mempunyai pengetahuan luas, akan menghasilkan anak-anak yang berkualitas dan pandai,” urainya.
Ia menambahkan, di tengah kesibukan, ia tetap komitmen membalas yang dilakukan pahlawan. Untuk menjadi wanita tangguh, kata dia, tidak gampang.
“Kita harus mempunyai integritas dan selalu mau belajar dan bekerja keras, serta jangan lupa berdoa dan berikhtiar,” katanya.
“Saya mempunyai anak dua, laki dan perempuan. Mereka tinggal di Jakarta. Saya berharap mereka dapat mengerti apa yang saya lakukan saat ini,” katanya.
“Selamat Hari Kartini ya,” ujarnya menutup perbincangan.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com