Jejamo.com, Bandar Lampung – Hari Kartini memang bersejarah. Kalau zaman SMA, saya sempat ikutan lomba berkebaya dan pakai sanggul mewakili kelas dan menang juara 1. Dulu, tahunya Hari Kartini hanya diisi dengan perlombaan busana saja.
Namun, saat di kampus, saya mulai mengikuti bedah buku buku tentang Surat-Surat RA Kartini yang sarat makna. Surat-surat yang memiliki kekuatan mengapa dia berbeda dari perempuan lainnya.
RA Kartini mempelajari Islam pertama kali saat tersentuh hatinya mendengar tafsir QS Al Fatihah oleh Kiai Sholeh Darat. Selain itu, karena Kartini menulis, ia menjadi berbeda dengan perempuan lainnya.
RA Kartini menuliskan ide-idenya dan akhirnya sampai ke ranah publik. Dari tulisannya, RA Kartini menyuarakan permasalahan emansipasi wanita, khusunya di Jawa.
Sayang, lomba-lomba peringatan Hari Kartini saat ini lebih banyak terbatas lomba fashion show kebaya saja, berbeda dengan yang diperjuangkan RA Kartini.
Sebaiknya dalam memperingati Hari Kartini, diperbanyak lomba yang meningkatkan intelektualitas perempuan, seperti lomba menulis, pidato, mendongeng dan lainnya.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com
Biasa sih hari Kartinian di sini macam-macam mb, ga kebayaan aja juga,seruu lah