Jejamo.com, Bandar Lampung – Komunitas Internasional Hijab Solidarity Day (IHSD) Lampung menggelar aksi solidaritas di Tugu Adipura Bandar Lampung, Minggu, 4/9/2016. Dalam aksinya, IHSD meminta Pemerintah Indonesia dan negera yang ada di dunia untuk menghentikan diskriminasi terhadap wanita berhijab.
Ketua Pelaksana IHSD 2016 Yuli Kurniasih mengatakan, beberapa tahun belakangan ini wanita berhijab semakin populer dan penggunanya menjadi tren di Indonesia juga negara lainnya. Namun, kekebebasan menggunakan hijab untuk muslimah masih dibatasi dan adanya aturan pelarangan untuk mengenakan hijab terjadi di berbagai daerah.
“Pelarangan ini membuat hak asasi manusia terutama wanita yang ingin berhijab menjadi terancam. Hal ini memunculkan diskriminasi terhadap wanita yang ingin berpartisipasi dalam agenda-agenda sosial seperti olahraga dan bidang pekerjaan lainnya.” ujarnya kepada jejamo.com di Tugu Adipura.
Menurutnya, sepanjang 2013 hingga 2015 terdapat beberapa lembaga di Indonesia seperti lembaga sekolah dan perusahaan yang melarang wanita berhijab.
“Bukan hanya di Bali, bahkan di Jawa Timur seperti SMP Basuki dan SMA Siang Tulungagung juga melarang siswinya berhijab. Namun, berita yang paling hangat yaitu tentang pebasket nasional yang berprestasi, Raisa Aribatul Hamidah, yang mendapat halangan untuk meniti karier sebagai pebasket tingkat Internasional lantaran mengenakan jilbab,” jelasnya.
Menurut dia, berhijab itu hak muslimah dan yang harus dihargai.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com