Jejamo.com, Kota Metro – Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kota Metro, Chairul Aji Bangsawan menyayangkan kericuhan antarmahasiswa yang terjadi di Universitas Muhammadiyah Metro (UMM).
Diketahui, puluhan mahasiswa bentrok dan terlibat aksi baku hantam di halaman depan gedung Fakultas Hukum UMM pada Rabu, 16 November 2022 lalu, sekitar pukul 13:05 WIB. Keributan tersebut menyebabkan 5 orang mengalami luka ringan dan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Yani Kota Metro.
Keributan itu diduga melibatkan dua organisasi kemahasiswaan. Bahkan berujung saling lapor ke aparat penegak hukum.
Chairul Aji Bangsawan menilai aksi baku hantam itu seharusnya menjadi sorotan pihak rektorat, mengingat hal tersebut terjadi di dalam lingkungan kampus.
“Seharusnya hal itu menjadi tamparan keras rektorat terhadap pola pendidikan yang diajarkan di lingkungan kampus,” ucapnya, Jumat, 18/11/2022.
Atas peristiwa itu, Irul jadi mempertanyakan penanaman nilai-nilai adab dari para dosen selaku tenaga pendidik terhadap para mahasiswa selaku peserta didik.
“Kami justru mempertanyakan, kenapa pihak kampus tidak melakukan upaya penyelesaian dengan mediasi dan justru membiarkan konflik tersebut meluas hingga berlanjut ke ranah hukum. Seharusnya juga pihak kampus melakukan penyelesaian secara internal dengan cara mediasi antara kedua belah pihak karena biar bagaimana pun dua kelompok yang bertikai ini merupakan mahasiswanya,” jelas Irul.
“Pola pendidikan macam apa ya diajarkan oleh perangkat rektorat ini, karena dengan dilakukan pembiaran saling lapor itu, kami patut menduga bahwa konflik itu sudah ada sejak lama tapi sengaja dipupuk oleh pihak kampus,” timpalnya lagi.
HMI Cabang Metro menilai Rektorat UMM gagal dalam menghadirkan pola pendidikan persatuan, sebagaimana pengamalan Pancasila yang merupakan ideologi bangsa.
“Sikap HMI hari ini jelas, rektor beserta jajarannya telah gagal dalam melakukan pembinaan dan menyelesaikan persoalan internal di lingkungan mahasiswa kampus tersebut. Seharusnya rektor turun tangan dalam upaya mendeteksi dini kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan mencoreng marwah kampus,” cetusnya.
Dia berharap pihak kampus UMM dapat menyelesaikan persoalan tersebut secara internal. Hal itu sebagai upaya pencegahan meluasnya konflik yang terjadi antarmahasiswa.
“Kami berharap Rektorat UMM dapat menyelesaikan problematika yang ada di dalam kampus, agar setiap permasalahan tidak berkepanjangan apa lagi sampai keluar dan masuk ke ranah hukum. Upaya mediasi itu seharusnya dilakukan terlebih dahulu oleh pihak rektorat,” katanya.(*)[Anggi]