Jejamo.com, Kesehatan – Meski penyebaran virus zika sudah cukup mengkhawatirkan, namun sejumlah ilmuan Amerika Serikat yang mengkaji virus zika mengatakan diperlukan waktu 10 tahun sebelum vaksin tersedia bagi masyarakat umum.
Virus ini dikaitkan dengan otak yang menyusut pada bayi yang belum lahir, sehingga menyebabkan kerusakan parah otak atau kematian. Sampai saat ini tidak ada vaksin untuk penyakit tersebut, sementara diagnosa sulit dilakukan.
Pencarian vaksin dipimpin para ilmuwan di University of Texas Medical Branch. Mereka telah mengunjungi Brasil untuk melakukan penelitian dan mengumpulkan sampel.
Kini mereka tengah melakukan analisis di laboratorium yang dijaga ketat di Galveston. Namun, mereka memperingatkan meskipun vaksin dapat siap diuji dalam dua tahun, kemungkinan diperlukan 10 tahun lagi sebelum diizinkan pemerintah.
Dikutip dari kompas.com, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO sebelumnya memperkirakan virus Zika akan menyebar ke negara-negara Amerika selain Kanada dan Cile.
Wabah virus yang dibawa nyamuk Aedes aegypti ini menyebar dengan cepat di Brasil sejak Mei lalu. Namun, peneliti mengatakan ada kemungkinan cara penyebaran selain gigitan nyamuk.
Kepala WHO, Margaret Chan, dalam pertemuan di Jenewa mengatakan bahwa ledakan penyebaran Zika ke wilayah geografi yang baru, dengan kekebalan di kalangan masyarakat yang kecil, menimbulkan keprihatinan.(*)