Jejamo.com, Pringsewu – Inisiatif Lampung Sehat (ILS) Kabupaten Pringsewu menggelar monitoring dan evaluasi (monev) dengan menggandeng Program Studi Pendidikan Konseling Universitas Lampung dalam pelatihan keterampilan konseling trauma bagi korban kekerasan seksual, di Kafe Teori Kopi, Selasa, 28/9/2021.
Kegiatan monitoring dan evaluasi kader komunitas tuberkulosis (TB) se-Kabupaten Pringsewu tersebut diikuti 50 peserta dari kalangan mahasiswa dan kader.
Kegiatan tersebut digelar berkala setiap 3 bulan sekali, dengan mempertemukan pemegang program, mulai dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu dan kader komunitas. Inisiatif Lampung Sehat sendiri melakukan evaluasi dan pemantauan selama 3 bulan terkahir terkait pencegahan tuberkulosis dan membuat roadmap untuk tiga bulan ke depan.
Tak hanya memberikan pelatihan konseling, Insiatif Lampung Sehat Pringsewu juga memaparkan kondisi update tuberkolosis di kabupaten setempat.
Adapun pemateri yang hadir dari Universitas Lampung yakni Ratna Widiastuti, dari Dinkes Pringsewu Yuliana Nina Yuanti, dan dari Inisiatif Lampung Sehat Pringsewu adalah M. Iqbal WT.
Ratna Widiastuti menyampaikan, kegiatan tersebut digelar sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat, terkait pendampingan pelecehan dan kekerasan seksual yang kerap terjadi di masyarakat.
“Cara memberikan pendampingan untuk korban yang mengalami trauma adalah menandai atau menemukan korban pelecehan atau kekerasan seksual, dan korban trauma harus didampingi oleh orang-orang yang memang membidangi hal tersebut, agar trauma yang mereka rasakan bisa berkurang atau sembuh,” katanya.
Dirinya berharap, dengan kegiatan ini dapat mengedukasi masyarakat akan bahaya dampak dari kekerasan dan pelecehan seksual.
“Kami berharap, masyarakat semakin paham cara mendampingi kekerasan seksual sehingga kesehatan masyarakat secara umum akan meningkat, karena mereka yang sudah didampingi tentunya akan berkurang trauma mereka,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Lampung Insisiatif Pringsewu M. Iqbal sangat mengapresiasi kegiatan monev sekaligus pelatihan tersebut diberikan kepada para mahasiswa dan kader komunitas TB.
“Kegiatan ini sangat bagus selama ini kader hanya fokus pada pemberantasan TB kali ini kader dan mahasiswa mendaptkan ilmu dan wawasan baru terkait kekerasan seksual. Harapannya peserta yang mengikuti kegitan hari ini bisa memberikan informasi ke masyarakat, bisa menanggulangi, mencegah kekerasan seksual yang kerap terjadi di lingkungan masyarakat,” tambahnya.(*)
