Jejamo.com, Bandar Lampung – Nilai impor Provinsi Lampung pada Desember 2015 yaitu sebesar 201,3 juta dolar Amerika Serikat (AS), mengalami peningkatan sebesar 5,2 juta dolar AS atau naik 2,65 persen dibanding November 2015 sebesar 196,1 juta dolar AS.
Nilai tersebut lebih rendah 13,1 juta dolar AS atau 6,08 persen dibanding Desember 2014 yang tercatat 214,4 juta dolar AS. Peningkatan impor terjadi pada beberapa komoditi utama, yakni binatang hidup naik 17,5 juta dolar AS atau 164 persen, gula dan kembang gula naik sebesar 6,19 persen, serta pupuk naik 507,52 persen.
“Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan impor, yakni ampas atau sisa industri makanan turun 13,81 persen, gandum-ganduman turun sebesar 36,45 persen,” kata Humas BPS Lampung, Erika Santi kepada jejamo.com, Jumat 15/1/2016.
Ia menjelaskan, andil impor utama Provinsi Lampung pada Desember 2015 mencapai 36,08 persen, dengan rincian, binatang hidup 13,97 persen, gula dan kembang gula 8,77 persen, ampas atau sisa industri makanan 5,68 persen, gandum-ganduman 4,01 persen serta pupuk 3,65 persen.
Ia menegaskan, ada beberapa negara utama pemasok impor ke provinsi Lampung pada Desember 2015, Uni Emirat Arab sebesar 51,3 juta dolar AS, Australia 28,5 juta dolar AS, Qatar 23,4 juta dolar AS, Amerika Serikat 8,8 juta dolar AS, Argentina 7,4 juta dolar AS dan Korea Selatan 5,7 juta dolar AS.
“Jika dilihat menurut kelompok negara, impor terbesar berasal dari kelompok negara utama lainnya yang mencapai 125,1 juta dolar AS, kemudian diikuti Asean 54,4 juta dolar AS dan Uni Eropa 5,4 juta dolar AS,” tutupnya. (*)
Laporan Arif Wiryatama, Wartawan Jejamo.com.