Jejamo.com, Bandar Lampung – Sam’un Sopyan (50), ayah korban Dwiki Dwi Sopyan, mengatakan, Sabtu malam, 5/3/2016 itu korban Dwiki Dwi Sopyan diminta ibunya untuk membeli obat. Korban minta izin lagi dengan untuk keluar rumah.
“Waktu kejadian, saya tidak di rumah. Saya di Cirebon ada tugas pelatihan. Saya mendapat kabar dari istri, Dwiki dari hari Sabtu enggak pulang,” ujarnya kepada jejamo.com di kediamannya, Selasa 8/3/2016.
Menurutnya, ia sudah mempunyai firasat waktu korban belum pulang ke rumah sampai Minggu pagi.
“Malam itu firasat saya tidak enak dan tidak bisa tidur serta nomor handphone-nya sudah tidak aktif. Kemudian istri saya melapor ke Polsek Kedaton,” katanya.
Selain itu, korban juga semasa hidupnya tidak pernah macam-macam.
“Anak saya itu baik, selama hidupnya tidak pernah bersenang-senang dan tidak pernah keluar rumah. Dengan kejadian ini, saya sangat kaget,” kata dia.
Dia menambahkan, korban tidak pernah cerita kalau ada masalah terlebih ada permasalahan asmara atau masalah pacar.
“Ia tidak pernah cerita apa pun tentang masalahnya, apalagi masalah pacar. Anak saya itu sekolah SMKN 2 Bandar Lampung kelas X,” ungkapnya.
Dwiki mengalami 99 luka tusuk di tubuhnya. korban juga kehilangan dompet, motor, dan ponsel. Namun, motornya tadi pagi sudah ditemukan di pinggir jalan dekat Telkom Labuhanratu,” tandasnya.(*)
Dwiki kemarin ditemukan usai tiga hari tak pulang. Hari ini jenazahnya dimakamkan di TPU Labuhanratu.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com