Jejamo.com, Bandar Lampung – Rapor ekspor dan impor di Lampung mengalami kenaikan pada bulan sebelumnya, namun mengalami penurunan pada tahun 2018.
Pemasukan barang dari Indonesia ke luar negeri pada Desember 2018 mengalami peningkatan sebesar 8,23% jika dibanding November 2018.
“Untuk nilai ekspor per Desember dari 2018, mengalami penurunan sebesar 10,18 %, namun jika dibandingkan dari bulan November ke bulan Desember mengalami kenaikan,” ujar Kepala BPS Lampung Yeane Irmaningrum pada konferensi pers di kantornya, Selasa,15/1/2019.
Dalam konferensi pers yang diadakan Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, Yeane menjelaskan ada lima komoditas ekspor Lampung yang mengalami kenaikan di antaranya lemak dan minyak hewan, atau nabati, kopi, teh, rempah-rempah, batu bara, ampas atau sisa Industri makanan, serta berbagai produk kimia.
“Peningkatan ekspor Desember 2018, terhadap November 2018 di antaranya lemak, dan minyak hewan atau nabati naik 9,50%, kopi, teh, rempah-rempah naik 11,05%, batu bara naik 40,18%, ampas atau sisa Industri makanan naik 249,93%, dan produk kimia naik 26,73 %.
Sedangkan untuk Impor, dirinya mengklaim adanya penurunan pada Desember 2018 sebesar 45,48% jika dibanding November 2018, dan penurunan tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan tahun lalu.
Gula dan kembang gulai naik 56,78%, ampas atau sisa Industri makanan naik 5,59%, pupuk naik 77,71%, dan mesin-mesin atau pesawat mekanik 49,99%, yang mengalami penurunan hanya binatang hidup sebesar 32,86.
BPS Lampung menyatakan bahwa Provinsi Lampung mengalami surplus pada Desember 2018.
“Nilai ekspor provinsi Lampung pada bulan Desember 2018 lebih tinggi dari impor Desember 2018, ini berarti neraca perdagangan luar negeri provinsi Lampung mengalami surplus sebesar USD 67,56 juta,” tukasnya. [Nurmeiati Eka Ananta]