Sabtu, November 9, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Inilah Fakta Ilmiah Mengapa Laki-laki Bisa “Kemayu”

Ilustrasi. | Ist.
Ilustrasi. | Ist.

Jejamo.com, Lifestyle – Laki-laki selama ini identik dengan kejantanan. Seorang laki-laki sering dianggap sebagai pelindung perempaun karena secara fisik lebih kuat. Tetapi, sebenarnya cukup banyak lelaki yang memilik sifat tak kalah “kemayu” dengan wanita.

Seorang dianggap jantan jika ia memiliki postur tubuh tinggi, tegap, kekar, dan kuat. Sifat atau ciri maskulin tersebut ternyata tidak ditentukan dari jenis kelaminnya, melainkan didapatkan dari kromosom Y dan berbagai mutasi di dalam tubuh.

Menusia terlahir dengan 46 kromosom yang terdiri dari 23 pasang. Adalah kromosom X dan Y yang menentukan jenis kelamin seseorang. Mayoritas perempuan memiliki 46XX dan mayoritas laki-laki kromosomnya 46XY.

Penelitian membuktikan bahwa ada variasi dalam setiap 1000 kelahiran. Misalnya, ada orang yang terlahir dengan kromosom X atau satu kromosom Y,  serta ada juga yang terlahir dengan lebih dari satu kromosom X atau Y.

“Tidak semua perempuan memiliki kromosom XX dan tidak selalu laki-laki itu XY, ada banyak sekali variasi,” papar dr.Roslan Yusni Hasan, Sp.BS, dilansir kompas.com.

Varian dari jumlah kromosom seks tersebut bisa menimbulkan perbedaan secara fisik atau pun tidak. Misalnya saja perempuan dengan tiga kromosom X memiliki perkembangan ciri seks yang normal.

Dokter yang akrab disapa dokter Ryu ini menjelaskan, kromosom Y baru muncul saat janin berusia 8 minggu.

“Di usia kehamilan 8 minggu terjadi polarisasi, penarikan hormon-hormon maskulin oleh kromosom Y. Penarikan atau ekspresi gen ini bisa terjadi ekstrem, setengah, atau juga seperempat. Kita tidak bisa menentukan,” katanya.

Ketika ekspresi gen maskulin ini terjadi ekstrem, maka ciri maskulin akan muncul dengan jelas. Misalnya berbadan kekar, berotot, dan sebagainya.

Sebaliknya jika ekspresi gennya terjadi hanya setengah, maka seseorang dengan jenis kelamin laki-laki bisa saja memiliki ciri feminim.

“Itu sebabnya lebih banyak cowok yang kecewek-cewekan ketimbang sebaliknya,” katanya.

Dalam situs WHO.int dijelaskan, kromosom Y bertindak sebagai pembangkit fenotipe. Ketika kromosom ini muncul, maka testis di janin mulai berkembang. Sementara jika kromosom ini tidak muncul, yang berkembang adalah rahim.

“Makhluk yang memiliki sifat maskulin tersebut bertugas menyediakan pasokan makanan dan melindungi betina dari predator. Sementara yang betina karena ototnya kecil lebih cocok mengasuh. Model seperti ini yang fit dengan seleksi alam karena mudah bertahan hidup,” katanya.

Karena lebih kuat dalam bertahan hidup, mereka pun bisa meneruskan sifat-sifatnya kepada anak-anaknya.

Dokter yang menjadi staf pengajar di Jepang ini mengatakan, laki-laki dengan sifat feminim sejak dahulu sudah ada, hanya saja mereka tidak bisa bertahan hidup sehingga tidak bisa meneruskan sifatnya pada keturunannya. Kalau pun ada jumlahnya sangat sedikit.(*)

Populer Minggu Ini