Jejamo.com, Lampung Timur – Rumah Sakit Gajah Rubini Atmawidjaja sudah diresmikan pada bulan November 2015. Apa saja fasilitas kesehatan yang tersedia di sini? Jejamo,com mendapat kesempatan mengulik isi rumah sakit gajah terbesar di Asia ini.
Di rumah sakit ini, gajah yang sakit bisa mendapat pelayanan pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan sampel urine, pemeriksaan sampel kotoran atau feses, pemeriksaan mikrobiologi, pemeriksaan ultrasonografi atau USG.
Demikian dikemukakan dokter Dedi Candra di rumah sakit setempat kepada jejamo.com dalam sesi fieldtrip, yang diinisiasi Taman Nasional Way Kambas, Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS IP), dan Universitas Lampung.
Kata dokter asal Bogor ini, pihaknya juga siap melayani satwa lain selain gajah jika warga sekitar menemukan. Sebab, kata dokter Dedi Candra, pada dasarnya perawatan semua satwa adalah sama.
Dedi menuturkan, kapasitas rumah sakit ini mampu menampung delapan gajah sekaligus untuk dilakukan perawatan. “Ini ada Eri, anak gajah, yang sedang kami rawat. Sebagian belalainya putus karena terluka kena jerat harimau,” ujar dokter Dedi. Jumat, 26/8/2016.
Ia menambahkan, meski terbatas, pihaknya siap merawat gajah yang sakit. “Kalaupun ada kekurangan dana dalam operasional rumah sakit ini, kami akan cari sendiri. Banyak pihak banyak kok yang mau membantu kami,” ujarnya.
Dedi mengatakan, gajah terlatih di Way Kambas memang rentan penyakit karena air di wilayah ini merupakan hilir dari asupan rumah tangga dan sumber lainnya yang relatif tidak bersih.
“Unik memang, kalau taman nasional lain kan jadi sumber air. Way Kambas ini airnya di hilir. Hulunya dari sumber lain dan air buangan limbah rumah tangga,” ujarnya.
Nama rumah sakit ini sendiri diambil dari nama Profesor Rubini Atmawidjaja yang merupakan dokter hewan, yang pertama kali melontarkan gagasan soal konservasi pada pusat latihan gajah di Indonesia.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com