Jejamo.com, Bandar Lampung – Terbentuknya organisasi Kolaborasi Pemuda Indonesia (KOPI) Lampung berawal dari kegelisahan sebagian mahasiswa dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Lampung khususnya Kota Bandar Lampung tentang kemacetan dan tata ruang kota.
“Sebelumnya kawan-kawan sudah punya organisasi masing-masing. Tetapi kami berpikir untuk membuat organisasi yang berbeda. Lalu kami sepakat membentuk organisasi KOPI yang sebenarnya sudah skala nasional,” ujar Koordinator KOPI Lampung Sofwan Zulfikar, usai menggelar diskusi bertajuk Antisipasi Kemacetan “Cukup dengan Flyover? Di El Biruni cafe, Selasa, (2/7/2019).
Sofwan mengatakan, organisasi KOPI ini bertujuan untuk pengembangan anak-anak muda di Lampung agar lebih spesifik dengan isu pendidikan dan wirausaha.
“Tapi diskusi hari ini yang kami gelar tentang transportasi dan tata ruang kota Bandar Lampung. Karena kebetulan yang kita pelajari sehari-hari, dari macet hingga tata ruang kota yang dipenuhi sampah,” paparnya.
Ia juga mengungkapkan, apa yang disampaikan narasumber dosen PWK Pascasarjana UBL IB Ilham Malik tentang tata ruang kota, diperlukannya kesadaran masyarakat. Maski ini kebijakan pemerintah.
“Tapi selaku warga khususnya Kota Bandar Lampung harus punya ide membuat tata ruang kota hijau sendiri. Jadi jangan selalu menunggu dari pemerintah,” pungkasnya [Andi Apriyadi]