Jejamo.com – Kebakaran hebat yang melanda Israel mengakibatkan sekitar 80.000 warga diungsikan dari daerah Haifa, kota terbesar ketiga negeri itu.
Kebakaran lahan yang terjadi sejak tiga hari lalu itu juga mengancam rumah-rumah warga di sekitar Jerusalem dan Tepi Barat. PM Benjamin Netanyahu mengatakan, hal seperti itu akan digolongkan sebagai aksi teror.
“Setiap percik api yang diakibatkan pembakaran sengaja atau hasutan untuk membakar merupakan perbuatan teror, dan kita akan pmemperlakukannya sebagai teror pula,” ujarnya seperti dikutip harian Haaretz.
“Barangsiapa berusaha membakar sesuatu yang merupakan bagian dari Israel akan dihukum berat,” tambah dia.
Kepala Kepolisian Israel Roni Alsheich mengatakan, jika kebakaran itu bermula dari kesengajaan maka hal itu bisa dikatakan bermotifkan politik.
Pernyataan-pernyataan itu memancing kecaman gerakan Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas. Gerakan Fatah balik menuduh para pejabat Israel mengeksploitasi kebakaran lahan ini sebagai cara untuk menuduh rakyat Palestina.
Di media sosial tagar dalam Arab #Israel_on_fire mulai populer, dan kebanyakan cuitan mensyukuri kebakaran lahan tersebut.
Para petugas masih berjuang memadamkan api di berbagai lokasi sejak Selasa (22/11) dan ramalan cuaca memperingatkan, udara kering dan angin kencang bisa memperparah keadaan kibatnya kebakaran dicemaskan bisa berlangsung hingga pekan depan.
Sejumlah negara, antara lain Siprus, Rusia, Italia, Kroasia, dan Yunani, telah mengirim bantuan dan peralatan seperti pesawat terbang, untuk membantu mengatasi kobaran api.
Netanyahu mengatakan mereka juga akan menggunakan jasa sebuah perusahaan AS yang mengoperasikan pesawat yang dikenal sebagai “Supertanker”
Kompas.com