Jejamo.com, Bandar Lampung – Asep (40), pria kelahiran Cianjur yang membuka usaha nasi goreng gerobakan di sepanjang Jalan ZA. Pagar Alam, Rajabasa terlihat begitu religius dan santun dalam bertutur kata.
Bapak 1 orang anak ini memang pernah menjadi santri di Brunei Darussalam semasa ia masih bekerja sebagai TKI di sana.
Asep baru 7 bulan terakhir tiba di Lampung setelah kembali dari rantauan di Negeri Para Sultan itu. Semasa di sana, pria beretnis Sunda ini bekerja sebagai juru masak di sebuah restoran.
Namun demikian, waktu 4 tahun selama ia bekerja di sana ia pergunakan juga untuk menimba ilmu agama sebagai seorang santri di ponpes milik majikannya.
Bagi Asep, memperdalam ilmu agama sangatlah penting agar selamat dunia dan akhirat. Soal kebersihan dan kerapian dalam berdagang, Asep pun bukan main rapinya.
Bahkan tembok tempat ia berjualan pun penuh ditempeli hiasan kaligrafi serta doa makan sebagai bukti keteguhannya menjalankan usaha sebagai seorang muslim.
Asep menuturkan, semua kebiasaan itu ia terapkan mencontoh kelaziman orang Brunei jika membuka tempat usaha. Dan menurutnya itu sangatlah baik untuk mengharapkan keridhoan serta keberkahan atas usaha miliknya tersebut.
“Ya tidak apa-apa, saya lihat majikan dulu di Brunei begitu, jadi sekarang saya tiru di usaha saya, biar berkah,” ujarnya kepada jejamo.com, Rabu, 6/6/2018.
Saat mengetahui terpilih sebagai mustahik yang akan menerima donasi dari para muzaki IZI Lampung, Asep spontan mengucap syukur pada Allah SWT.
Asep berpendapat, semakin banyak lembaga amil zakat seperti halnya IZI Lampung, akan semakin baik. Sebab, ada wadah yang amanah bagi umat Islam dalam menyalurkan zakat .
Sebelum berpisah ia tak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah ia terima.
“Jazaakallah khair, terima kasih ya IZI Lampung,” ujarnya.(*)
Laporan Esha Enanda, Wartawan Jejamo.com