Bandung, Jejamo.com – Di banyak media massa, seorang reporter yang dipindahkan tugas ke bidang ekonomi dianggap mendekati kiamat. Sebab, ekonomi acap dianggap sebagai ranah liputan yang tidak menarik.
Seorang reporter lebih suka ditempatkan untuk menulis materi politik, olahraga, dan sebagainya. Tapi tidak untuk ekonomi.
Setidaknya dalam konteks ini, ada lima mitos wartawan ekonomi versi Kepala Republika.co.id Elba Damhuri hari ini saat menjadi narasumber gathering media massa gelaran OJK Lampung di Hotel Kembang, Cihampelas, Bandung.
Mitos pertama adalah njlimet. Kata Elba, sebagian reporter yang ditugaskan di desk ekonomi menilai bidang ini rumit. Namun, ini mitos.
“Seminggu atau dua minggu pertama mungkin demikian. Tapi lama kelamaan, akan terbiasa dengan mempelajari istilah ekonomi dan mengetahui pembagian isu ekonomi. Misalnya, fiskal, moneter, finansial, dan sebagainya,” kata Elba.
Mitos kedua adalah wartawan ekonomi bekerja dalam dunia yang statis atau tidak berkembang.
“Kalau menulis politik, perkembangan bisa cepat. Tapi ekonomi dinilai statis,” lanjut Elba.
Padahal, ujar dia, liputan ekonomi adalah dunia yang dinamis. Sebab, angka-angka selalu bergerak dinamis dan mempunyai dampak di masyarakat.
“Angka menjadi penting. Wartawan Jakarta berkutat dengan APBN, wartawan di provinsi lain berkutat dengan APBD dan implikasi terhadap pembangunan,” ujarnya.
Mitos ketiga adalah wartawan ekonomi bermuka minyak nan licin serta borjuis. Ini disebabkan, liputan ekonomi kebanyakan bergerak dari hotel ke hotel, pusat perbelanjaan, dan sektor ekonomi lain yang sarat dengan uang.
Padahal, ujar Elba, liputan ekonomi juga penting mengangkat sisi ekonomi riil di masyarakat. Sehingga, tidak melulu liputan ekonomi selalu berhubungan dengan borjuasi.
Keempat, kata dia, mitos bahwa wartawan ekonomi berkutat dengan asumsi.
Ekonomi, kata dia, juga dunia dengan perhitungan yang matang. Bahwa asumsi menjadi satu item konten ekonomi adalah dunia yang berkembang.
Misalnya soal kenaikan tarif dasar listrik membawa dampak besar di masyarakat.
Mitos kelima, kata dia, adalah realitas bahwa karier wartawan ekonomi lebih baik ketimbang desk liputan lain.
Ini, kata Elba, lebih kepada kemampuan wartawan ekonomi menyajikan data dan fakta dengan menarik. Selain itu, mampu membumikan angka-angka statistik menjadi liputan yang menarik dan enak dibaca.
“Realitasnya wartawan ekonomi memang suka dengan angka-angka dan fakta ekonomi riil di masyarakat. Mereka juga bosan lama-lama makan menu hotel terus,” tutupnya. [Adian Saputra]