Jejamo.com, Tanggamus – Menjadi pengamen jalanan bukanlah profesi yang menjanjikan, namun apalah daya keadaan yang memaksa Ibu Sulastri bersama keponakan Joni, mencari rezeki menjual suara menyusuri jalanan dan lorong pertokoan Kotaagung, Tanggamus, Kamis (7/11/2019).
Bermodal Sound system seadanya, Sulastri (53) dan keponakannya Joni (39) warga Pekon Kalirejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu menjadi pengamen jalanan sejak dua tahun terahir.
Joni penyandang tuna netra kepada Jejamo.com menceritakan, dia sebelumnya menjadi tukang urut keliling.
“Kalau ada yang membutuhkan jasa saya, di situlah saya mendapatkan penghasilan, tapi sekarang yang menekuni profesi itu semakin rame,” katanya.
Joni mengatakan, hampir dua tahun dia mengamen ditemani bibinya di seputaran Taman Kota dan pasar Kotaagung. Ia mengatakan untuk penghasilan sehari berkisar Rp 30 ribu – Rp 60 ribu.
“Alhamdulillah walaupun sedikit yang penting halal, Pak,” katanya.
Sulastri menambahkan, dia mendampingi Joni berkeliling mengamen dari Pringsewu sampai ke Kotaagung. Mereka berangkat pagi hari dari Pringsewu menumpang angkutan umum dan mengamen sampai sore hari.
“Sebelum ngamen dulu saya kerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, anak saya lima, suami sekarang sakit asma sudah 20 tahun terahir,” jelasnya.
Ia menambahkan, kalau punya modal dia mau berjualan dan meningalkan pekerjaan ini. [Zairi]