Jejamo.com, Kota Metro – Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim dan Bupati Lampung Tengah Mustafa menyampaikan keluhan harga singkong dan kelangkaan pupuk ke Komisi IV DPR pada kunjungan kerja Dewan di Kota Metro, Senin, 19/12/2016.
Kedua Bupati meminta kenaikan harga singkong usai anjloknya harga di pasaran. Kelangkaan pupuk yang terjadi di dua daerah tersebut juga disampaikan.
Menurut Mustafa, 30 persen kontribusi pertanian di Lamteng adalah singkong. Namun, kini harga singkong jatuh. Padahal areal petani singkong di Lamteng terbesar di Indonesia. Di Lamteng, 70 persen petani diuntungkan dari menanam singkong. Karenanya, diperlukan kebijakan pemerintah menentukan standar baku.
Hal senada diutarakan Bupati Lamtim Chusnunia Chalim. Ia mengatakan, turunnya harga singkong membuat pendapatan petani anjlok 50 persen. Di Lamtim, produk singkong bisa menghasilkan 1,2 ton per tahun. Dengan harga beli senilai Rp350/kg, petani singkong banyak yang menangis.
Pimpinan Komisi IV Herman Khoeron mengatakan, segera mengundang Menteri Perdagangan untuk membahas harga singkong. Penurunan harga singkong merupakan imbas distorsi impor. Sementara sistem petani sporadis yang jika harga tinggi, semua menanam.
Untuk pupuk di Lamteng dan Lamtim, DPR berjanji akan mengusahakan penambahan dari kementerian terkait.
“Saya sudah minta ke Petrokimia menambah distribusi pupuk ke dua kabupaten tersebut,” ucapnya.(*)
Laporan Haris Riyanto, Wartawan Jejamo.com