Selasa, November 12, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Jurnalis Pendukung Al-Shabab Dieksekusi Regu Tembak Somalia

Hasan Hanafi
Hasan Hanafi diikat pada sebuah tiang sebebelum akhirnya ditembak untuk menjalani hukuman mati, setelah terlibat pembunuhan sesama jurnalis di Somalia. | Reuters

Jejamo.com – Seorang jurnalis Somalia yang disebut telah membantu kelompok milisi bersenjata al-Shabab dan membunuh lima jurnalis telah dieksekusi oleh regu tembak di depan umum.

“Hari ini pengadilan telah melakukan eksekusi Hassan Hanafi yang membunuh para wartawan,” kata Deputi Hakim Pengadilan, Abdullahi Hasan di tempat eksekusi pada Senin, 10/4/2016.

“Pria berusia 30 tahun yang diekstradisi dari Kenya tahun lalu atas permintaan pemerintah Somalia, dipakaikan topeng dan diikat di tiang sebelum akhirnya dieksekusi di kantor polisi di Mogadishu,” ujar saksi mata.

Hassan Hanafi sebelumnya adalah seorang jurnalis yang pernah begitu dihormati. Ia dijatuhi hukuman mati pada bulan lalu oleh pengadilan militer di ibukota, Mogadishu. Selama persidangan pada Maret lalu, dia mengaku membunuh seorang jurnalis di Somalia. Kata Komisi Perlindungan Jurnalis, lebih dari 25 jurnalis telah dibunuh di Somalia sejak tahun 2007.

“Keadilan tengah tampak. Ini adalah gilirannya merasakan kematian,” kata seorang jurnalis yang tidak ingin disebutkan namanya.

Hanafi adalah orang yang mengatur konferensi pers untuk kelompok al-Qaeda. Al-Qaeda merupakan kaum militan yang bergerilya menguasai ibukota Mogadishu. Hanafi juga bertanggung jawab untuk membawa para wartawan tur ke medan perang. Semua unit media al-Shabab dikendalikan Hanafi.

Dia membantu kelompok Islam militan dengan cara mengidentifikasi para jurnalis yang mungkin jadi target dalam rentang tahun 2007 sampai 2011. Hanafi bergabung dengan al-Shabab setelah keluar dari Radio Andalus,  media corong al-Shabab di Somalia.

Saat bekerja untuk al-Shabab, Hanafi kerap menelepon para jurnalis dan memberikan ancaman mereka akan tewas bila menolak bergabung dengan al-Shabab. Ancaman Hanafi ini  diungkapkan oleh jurnalis BBC Somali, Mohammud Ali.(*)

 

Tempo.co

Populer Minggu Ini