Jejamo.com, Lampung Tengah – Dalam kurun waktu dua pekan terakhir sejak 26 Februari 2018 lalu, masyarakat Kampung Goras Jaya Kecamatan Bekri, Lampung Tengah, sudah tiga kali terendam banjir yang tingginya mencapai 1,5 meter. Datangnya air bah ke permukiman warga disebabkan jebolnya tanggul penangkis di Dusun 7 Kampung Goras Jaya.
Banjir mengakibatkan 219 rumah warga terendam dan potensi gagal panen karena areal persawahan padi seluas 42 hektare dipenuhi air.
Kepala Kampung Goras Jaya Budianto mengatakan sepanjang 20 meter tanggul penangkis yang ada di kampungnya sudah jebol sejak banjir pertama melanda. Jebolnya tanggul penangkis akibat terjangan arus sungai yang mengalir ke Way Tipo.
Titik terparah luapan banjir mencapai 1.5 meter, berada di dusun 5 dan 6. Warga kampung setempat saat ini masih bersiaga untuk mengamankan diri dari banjir susulan yang sewaktu-waktu dapat kembali datang.
“Banjir pertama tanggal 26 Februari lalu. Banjir kedua datang pada tanggal 5 Maret dan banjir ketiga pada 11 Maret 2018. Tanggul penangkis yang ada di kampung kami jebol, jika debit air naik, sewaktu-waktu banjir masih akan melanda,” ujarnya kepada Jejamo.com, Senin, 12/3/2018.
Saat ini terdapat empat kepala keluarga yang berada di pengungsian. Banjir otomatis mengganggu roda perekonomian warga yang sebagian besar bekerja sebagai petani.
“Air yang merendam persawahan petani belum sempat surut saat ini sudah terendam lagi. Adanya banjir ini sangat menggangu perekonomian warga,” ujar Budianto.
Dia menambahkan, sejauh ini Dinas Pertanian dan Tanaman Holtikultura baru melakukan pendataan lahan pertanian yang terendam banjir. Selain itu program asuransi pertanian yang beberapa waktu sebelumnya digembar-gemborkan hingga saat ini belum kembali disosialisasikan.
“Informasinya ada program asuransi pertanian. Mau kami kan mereka datang bawa itu (program asuransi), untuk megajak petani ikut serta dalam program itu supaya jika dalam kondisi seperti ini (banjir) para petani bisa sedikit terbantu,” imbuhnya.
Budianto akan melaporkan kondisi yang ada di kampungnya kepada Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji-Sekampung Provinsi Lampung agar kondisi tangul penagkis yang jebol ini bisa teratasi. Pihaknya juga akan melakukan normalisasi sungai kecil yang ada di Goras Jaya agar dapat menyerap luapan bajir yang masuk ke permukiman warga.
“Kami sesegera mungkin akan melaporkan kondisi tanggul ke provinsi dan kami juga akan melakukan normalisasi sungai kecil yang ada di kampung ini. Pada bulan Mei mendatang kami mulai lakukan normalisasi, ” pungkasnya.(*)
Laporan Raeza Handani, Wartawan Jejamo.com