Jejamo.com – Sebuah kapal yang memuat imigran Indonesia tenggelam di perairan Pantai Batu Layar, Kota Tinggi, Malaysia. Sebanyak tujuh orang tewas tenggelam dan 34 orang lainnya berhasil diselamatkan.
Kepala Polisi Kota Tinggi Inspektur Rahmat Othman mengatakan polisi pertama kali menerima laporan dari masyarakat yang mendengar teriakan minta tolong dari perairan pada Sabtu malam, 23 Juli 2016 sekitar pukul 21.45 waktu setempat.
Tim Operasi Pencarian dan Penyelamatan (SAR) yang terdiri dari polisi, Marine Operations Force (MOF) dan pemadam kebakaran langsung menyisir lokasi kejadian.
“Pada siang hari ini, tujuh mayat telah ditemukan terdiri dari dua laki-laki dan lima perempuan berusia antara 20 dan 40,” kata Othman, seperti dikutip dari CNA, Minggu, 24 Juli 2016. Semua jenazah dibawa ke Rumah Sakit Kota Tinggi untuk tindakan lebih lanjut.
Othman mengatakan berdasarkan penyelidikan awal, setidaknya diketahui ada sekitar 60 orang di perahu nahas tersebut. “Orang Indonesia itu diyakini hendak menuju Batam ketika insiden itu terjadi,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Imigrasi Kementerian Luar Negeri Datuk Rohaizi Bahari mengatakan berdasarkan pemeriksaan awal, hanya tiga dari 34 korban yang berhasil diselamatkan, yang memiliki paspor.
Para imigran ilegal ini diketahui mengeluarkan biaya antara RM 500-RM 1.200 kepada nahkoda kapal. “Rencananya, mereka akan berkumpul di hutan sebelum keluar dari Malaysia lewat jalur tidak resmi,” kata Bahari dalam konferensi pers hari ini.
Bahari menuturkan berdasarkan cerita korban, kapal tersebut dihantam gelombang besar dengan ketinggian antara satu sampai dua meter. “Sehingga menyebabkan kapal terbalik,” tuturnya.
Sementara itu, skuad Pos Sepang Royal Artillery 21 pimpinan Letnan Muhammad Aiman Zainuddin menahan 34 imigran illegal yang selamat tersebut. Mereka terdiri dari 26 laki-laki dan delapan perempuan dengan rata-rata berusia antara 20-50 tahun. Saat ini semuanya diserahkan ke pihak Imigrasi Malaysia.(*)
Tempo.co