Berita Mancanegara, Jejamo.com – Keberadaan kapal perang Amerika Serikat di laut sengketa kini terancam oleh rudal Supersonik YJ-18 milik Cina. Jika ketegangan terus memuncak dan konflik senjata terjadi, rudal tersebut merupakan ancaman terbesar bagi Amerika.
Hal ini terungkap dalam laporan Komisi Peninjauan Keamanan dan Ekonomi AS-China yang disampaikan pada 28 Oktober lalu, seperti dikutip Straits Times dan dilaporkan CNN Indonesia, Selasa, 3/11/2015.
Laporan tersebut menyebutkann ancaman dari kapal selam Cina yang dipersenjatai oleh rudal supersonik YJ-18. Laporan itu juga merinci, rudal YJ-18 milik Cina bisa meluncur hampir 1.000 kilometer per jam, atau sedikit di bawah kecepatan suara, terbang beberapa meter di atas permukaan laut.
Sementara jika target ada di jarak 20 mil laut, rudal ini bisa meningkatkan kecepatan hingga tiga kali kecepatan suara, sehingga sulit diantisipasi oleh senjata penangkis.
“Kecepatan supersonik membuatnya sulit ditembak dengan senjata di atas dek kapal. Rudal ini juga target yang terlalu cepat bagi radar,” ujar Larry Wortzel, anggota Komisi Peninjauan Keamanan dan Ekonomi AS-China.
Sebelumnya, kapal perang AS USS Lassen memasuki wilayah 12 mil laut dari terumbu karang di Laut Cina Selatan yang diklaim Beijing sebagai bagian dari teritory Cina. Langkah AS kemudian diprotes pemerintahan Xi Jinping yang menganggapnya sebagai provokasi.
Sementra pemerintah AS berdalih, manuver tersebut sebagai bentuk upaya menegakkan kebebasan navigasi di perairan internasional Laut China Selatan. Wilayah Kepulauan Spratly yang diklaim China, Vietnam dan Filipina itu diyakini kaya minyak dan gas.
Pemerintah Xi Jinping sebelumnya dikecam karena melakukan reklamasi daratan di wilayah tersebut, membangun landasan pacu dan pelabuhan, diduga sebagai pangkalan militer.(*)
Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya