Jejamo.com, Bandar Lampung– Karina Eka Dewi Salim atau biasa disapa Karina Lin (34), warga Bandar Lampung, masih terus berjuang menghadapi penyakit lupus yang dideritanya sejak 2014 silam. Dirinya harus pulang pergi Bandar Lampung – Jakarta untuk berobat.
Karin menceritakan, dirinya mengetahui bahwa gejala penyakit lupus setelah memastikan melalui cek darah di tahun 2016 lalu, awal gejala itu muncul ada bercak merah dibagian pipi.
“Awalnya bintik-bintik lalu membesar kayak iritasi gitu. Gejala itu disebut butterfly rash karena ada di kedua pipi dan bentuknya menyerupai kupu-kupu,” tuturnya, saat dihubungi via telepon, Rabu, 10/5/2017.
Selain bintik-bintik, kata Karina, bagian tubuh mengalami pegal-pegal selama sebulan. Namun, pegal itu muncul dan hilang sendiri serta rambut mengalami kerontokan dan anemia.”Pertamakali saya tahu terkena gejala lupus, saat periksa kedokter kulit di Enggal dan sakit lupus makan obat terus,” kata dia.
Ia menuturkan, lupus merupakan penyakit yang susah dikenali gejalanya. Sebab, gejala penyakit ini suka mirip sama dengan penyakit lainnya dan berbeda-beda.
“Maksudnya antara penderita lupus tidak sama. Misalnya, saya nih gejala lupusnya ada butterfly rash. Sedangkan kawan yang lain yang juga lupus gejalanya bisa sariawan lama sembuh. Untuk mengetahui Cek darah bisa jadi opsi yang valid untuk mengetahui negatif atau positifnya seseorang lupus atau tidak,” terangnya.
Dia menyarankan, untuk pencegahan penyakit lupus harus menjalani hidup sehat, seperti makan-makanan sehat dan keseimbangan emosi pikiran dan jiwa harus terjaga.
Diberitakan sebelumnya, Memperingati World Lupus Day atau Hari Lupus Sedunia yang jatuh pada Rabu, 10 Mei 2017, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui penyakit Lupus dan minimnya perhatian Pemerintah terhadap para Odapus (Orang Penyandang Lupus).(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com.