Jejamo.com, Kota Metro – Kasus stunting di Kota Metro mengalami penurunan sejak tyiga tahun terakhir. Penurunan angka stunting sejak 2019 hingga 2021, mencapai 4 persen. Stunting sendiri merupakan suatu kondisi gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung dari kehamilan hingga usia 2 tahun.
Pencapaian penurunan stunting tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro, Erla Adrianti, saat ditemui Jejamo.com, Rabu, 16/3/2022.
“Angka kasus stunting di Kota Metro sejak tahun 2019 hingga 2021 mengalami penurunan cukup baik. Di tahun 2019 kasus stunting di angka 12,38 persen, sedang secara nasional di angka 25,03 persen, sedangkan tahun 2020 turun menjadi 9,91 persen dan tahun 2021 menjadi 8 persen,” jelas Erla.
Erla juga menyampaikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Metro pada 2024 mendatang menargetkan kasus stunting di angka 14 persen secara nasional.
“Nah, sedangkan secara nasional angka stunting di Kota Metro di tahun 2021 berada di posisi 19,7 persen. Untuk tahun 2024, kami menargetkan turun di angka 14 persen. Untuk tugas menurunkan angka stunting tersebut, bukan hanya tupoksi jajaran kesehatan, tetapi diperlukan satu kesatuan yang terintegrasi mulai dari seluruh OPD, camat, lurah, para pelaku usaha, hingga elemen masyarakat lainnya,” kata Erla.
Menurutnya, beberapa waktu lalu juga sudah pernah disampaikan Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin bahwa upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja dalam merealisasikan program JAMAPAI. “Yakni dapat menyelesaikan masalah sosial, kesehatan, dan kesejahteraan khususnya pada ibu dan anak,” tandasnya.(*)[Anggi]