Jejamo.com, Kota Metro – Polemik keberadaan cor beton yang membuat sempit saluran air atau drainase di sisi Jalan Lukman Tanjung Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro kian panas. Setelah sempat diprotes warga karena dinilai membuat banjir kian parah, kali ini Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Metro, Robby K Saputra bersikeras proyek tersebut tidak ada masalah secara teknis.
Dinas PUTR Kota Metro, kata Robby, telah mengutus tim teknis untuk meninjau lokasi itu. Desakan pamong lingkungan RW 04 dan RW 05 agar membongkar cor beton tersebut, diakuinya tidak relevan.
“Yang disampaikan di media sosial bahwa dengan dibangunnya saluran itu malah menyebabkan banjir ya? Nanti kita lihat, teman-teman tim teknis kan turun, karena ada juga informasi yang mengatakan bahwa sebenarnya itu, ada sumbatan atau saluran pipa besar yang ada di depan situ, itu yang menyumbat,” jelas Robby saat dikonfirmasi wartawan, Selasa, 1/11/2022.
Menurut Robby, keberadaan kepingan-kepingan cor dak itu justru memperkuat konstruksi saluran irigasi, mengantisipasi spot persimpangan jalan bagi kendaraan roda empat.
“Karena itu dibuat, saluran itu dibuat lalu di atasnya ada balok-balok cor itu, itu memperkuat konstruksi salurannya karena akan dilewati mobil ya, biar mobil bisa bersimpangan di atas itu, informasi yang saya dapatkan seperti itu,” jelasnya.
“Kalau cor balok itu dibongkar, nanti akan cacat dia, akan mempengaruhi kekuatan dari bangunannya, tapi nanti kita lihat, karena memang teman-teman lagi ambil informasi di lapangan,” tandasnya.
Di sisi lain, tokoh pemuda lingkungan RW 04 dan 05 Hadimulyo Barat, Arif Surakhman mengaku kesal saat mendengar kabar bahwa Plt Kadis PUTR, Robby K Saputra mengatakan proyek penutup irigasi itu difungsikan untuk menambah kekuatan fondasi saluran air.
“Kekuatan apa? Puluhan tahun drainase itu tetap kuat konstruksinya. Persoalannya, sepanjang Kota Metro berdiri belum pernah ada banjir sampai separah itu di RW 04 dan 05 di Hadimulyo Barat! Ternyata setelah dikroscek, proyek itu menyebabkan penyempitan saluran air, kemudian banyak sampah yang tersangkut di sela-sela cor beton, sehingga laju air terbendung,” cetus Arif.
“Pertanyaannya, apa fungsi penutupan irigasi dengan cor itu? Coba jelaskan, PU bilang usulan masyarakat, masyarakat yang mana? Saat musrenbang di kelurahan gak ada masyarakat yang mengusulkan proyek itu,” timpalnya.
Arif bersama pamong lingkungan setempat bahkan berencana membeberkan dugaan praktik kolusi atas keberadaan proyek yang dinilainya mengada-ada tersebut.
“Intinya jangan macam-macam! Masyarakat susah jangan dibuat makin susah dengan kebijakan bodoh! Itu proyek mengada-ada, karena gak jelas peruntukan proyek. Kami bukan tidak tahu kalau proyek itu atas order pihak tertentu. Intinya, semakin PUTR mempertahankan proyek itu, makin besar itikad kami membeberkan praktik kolusi atas keberadaan proyek itu,” tukasnya.
Dari pantauan di lokasi, terdapat puluhan keping cor blok semen dengan tebal sekitar 20 sentimeter lebih dan panjang total sekitar 50 meter, yang menutup saluran irigasi di Jalan Lukman Tanjung. Anehnya, terdapat balok semen cor di ujung bagian atas penutup saluran air itu, kemudian, fondasi dari penutup bagian atas, menempel di dinding saluran irigasi sehingga membuat irigasi semakin sempit.(*)[Anggi]