Rabu, November 13, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Kelompok Anti Minoritas ‘Ku Klux Klan’ Kembali Bangkit di AS

KU Kluk Klan
Kelompok Ku Kluk Klan melakukan upacara pada malam hari. | Indianaekspres

Jejamo.com – Kelompok anti minoritas yang terkait dengan banyak pembunuhan dan kekerasan di Amerika Serikat “Ku Klux Klan” disebut tengah bangkit kembali setelah para pemimpin mereka menilai politik di Amerika Serikat sedang berpihak pada mereka.

Hal ini seiring meningkatnya mentalitas nasionalis, ‘kami versus mereka’ di seluruh negeri itu.

Lahir dari abu panas di AS bagian selatan setelah perang saudara, KKK mati dan dilahirkan kembali sebelum kalah dalam perlawanan terhadap hak-hak sipil tahun 1960-an.

Keanggotaan menyusut, persatuan kelompok terbelah, dan sejumlah anggota dipenjara karena serangkaian pembunuhan terhadap orang kulit hitam.
Namun sekarang ini, KKK masih hidup dan bermimpi bangkit kembali seperti dulu kala, seperti dilaporkan Voice of America, Kamis, 30/6/2016. Sebuah kekaisaran tak kasat mata yang menyebarkan tentakelnya ke seluruh lapisan masyarakat, itulah KKK saat ini.

Di tengah perayaan ulang tahun ke-150, KKK mencoba membentuk diri untuk era baru. Puluhan anggota Klan masih berkumpul di AS selatan untuk membakar salib di malam yang sunyi.

Brosur KKK telah muncul di daerah pinggiran kota dari pelosok sampai timur laut dalam beberapa bulan terakhir. “Kami akan mengupayakan persatuan Klan dan atau aliansi musim panas ini,” ujar Brent Waller, pejabat United Dixie White Knights di Mississippi.

Mereka ingin menghentikan atau membatasi imigrasi, keinginan Klan yang dimulai tahun 1920-an, menjadi tujuan lebih dari dulu kala. Para pemimpin KKK mengatakan keanggotaan telah meningkat di akhir masa jabatan kedua Presiden Barack Obama, meskipun sangat sedikit yang bersedia menyebutkan angka.

“Bergabung dengan KKK sangat mudah jika Anda berkulit putih dan beragama Kristen,”demikian Voice of America melaporkan.

“Meski saat ini Klan masih terlibat dalam aksi kejahatan, mereka tidak sekejam tahun 1960-an,” ujar Mark Potok dari Pusat UU Kemiskinan Selatan, sebuah kelompok advokasi yang melacak aktivitas kelompok-kelompok yang dianggap ekstremis.

Beberapa pihak yang mengamati KKK mengatakan keanggotaan mereka di seluruh negeri mencapai sekitar 6.000 orang.

Meskipun mencoba mengubah citra mereka dalam banyak hal, 150 tahun setelah dibentuk, KKK masih membakar salib, meskipun tidak di tempat umum.

Bulan April, para anggota KKK dan kelompok pendukung supremasi kulit putih lainnya mengadakan dua pawai di Georgia. “Kekuatan kulit putih!” seru mereka bersama-sama. “Kematian untuk orang-orang tak beriman! Kematian untuk para musuh kita!” kata mereka.(*)

Kompas.com

Populer Minggu Ini