Jejamo.com, Bandar Lampung – Mungkin bagi sebagian orang, musang adalah hama mamalia pemangsa hewan ternak ayam. Selain itu, hewan malam dan pemanjat yang baik ini suka mengeluarkan bau tak sedap.
Musang biasa hidup di dekat pemukiman, termasuk perkotaan, dan sering pula didapati memangsa ayam peliharaan di malam hari.
Namun, saat ini musang sudah menjadi hewan peliharaan dan hewan yang menarik bagi para pemilik dan penghobi hewan kesayangan.
Di tangan komunitas Pecinta Musang Lampung (Pemula), musang yang nilai kebanyakan orang hama, ternyata begitu mengesankan dan menyenangkan sebagai hewan kesayangan yang jinak.
Menurut Korlap Komunitas Pemula, Heri Saputra, musang adalah hewan liar yang ditemukan di alam, mereka mempunyai habitat sendiri yang berbeda dengan lingkungan kandang.
“Namun, populasinya semakin sedikit karena berkurangnya hutan tempat musang tinggal, penangkapan oleh manusia juga mengurangi keberadaan mereka. Maka dari itu, kami ikut mengembang biakkannya,” ujarnya, Minggu, (2/12/2018).
Heri mengatakan, di komunitas Pemula ini, ia bersama puluhan anggotanya sering mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa musang bukanlah hama.
Tapi, jika dirawat dengan baik, musang bisa menjadi hewan peliharaan.
“Sosialisasi juga kami lakukan di setiap sekolah, bahkan setiap ada event kami pun selalu menyampaikan kepada masyarakat, kalau musang bukanlah hama selama ini. Musang bisa jadi teman yang baik kalau kita merawatnya dengan baik,” kata dia.
Heri pun mengaku jika merawat musang tidaklah sulit, justru lebih mudah karena musang tidak rewel. Tapi, yang utama perlu diperhatikan yaitu kebersihan kandang dan pola makanan serta kesehatannya.
“Musang perlu dibawa ke dokter hewan, untuk mengetahui kesehatannya, biasanya di kasih vaksin. Kalau untuk makanan cukup kasih buah pisang dan pepaya serta vitamin,” urainya.
Saat ini, komunitas Pemula baru memiliki tiga jenis ekor musang di antaranya musang akar, bulan dan pandan yang merupakan khas Sumatera.
“Kalau jenis musang sendiri banyak, tapi sebagian ada yang sudah menjadi hewan dilindungi,” jelasnya.
Dia menambahkan, komunitas Pemula yang terbentuk sekitar lima tahun telah memiliki puluhan anggota. Ia juga mengajak bagi yang ingin bergabung dengan komunitas ini tidak harus memiliki musang.
“Yang mau gabung di komunitas ini nggak harus punya musang, yang penting dia cukup tahu saja, dia sayang itu bisa jadi keluarga kita,” tandasnya. [Andi Apriyadi]