Jejamo.com, Lampung Utara – Beras Siger (tiwul instan) kini mejadi produk unggulan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara. Pemerintah setempat kini juga tengah menggalakkan konsumsi penganan ini sebagai pengganti beras konvensional.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Lampung Utara, Zulkifli Mihsan mengatakan, rasa beras siger ini cukup enak dan memiliki kelebihan, baik untuk kesehatan karena mengandung protein dan rendah karbohidrat.”Untuk rasa beras siger ini lebih enak dari pada beras merah,” kata Zulkifli Mihsan, diruang kerjanya, Rabu, 24/2/2016.
Zulkifli menjelaskan, bahan beras siger atau tiwul instan ini diambil dari ubi kayu. Sementara proses pembuatannya mirip dengan pembuatan nasi tiwul. Singkong pertama-tama dikelupas kulitnya lalu lalu dipotong pipih. Selanjutnya irisan singkong tersebut direndam dengan air garam. Ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah timbulnya warna cokelat kehitaman. Setelah itu irisan tipis singkong tersebut dijemur hingga kering.
Setelah kering singkong digiling sampai halus kemudian ditambahkan air. Pembutiran hasil gilingan singkong dilakukan dengan menyaring singkong yang sudah halus dengan cara memutar-mutar menggunakan tampah bambu.
menurut Zulkifli Mihsan, beras siger ini memiliki kandungan protein 2,4 persen, lemak 0,46 persen, serat kasar 3,72 persen, karbohitrat 81,48 persen, dan kalori Kal sebanyak 339.89 persen.
“Cara memasaknya, rendam beras siger lebih kurang selama lima menit kedalam air, lalu tiriskan dan siap untuk dimasak dengan cara dikukus,” ujarnya.
Menurut Zulkifli, beras siger yang sudah diproduksi oleh masyarakat Lampung Utara sementara produksinya masih dilakukan secara manual. “Dalam ajang lomba beberapa waktu lalu, dibidang keanekaragaman pangan, Lampung Utara meraih juara kedua,” kata Zulkifli Mihsan.
Harga beras siger saat ini berkisaran antara Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram.”Sekarang beras siger sudah mulai dipasarkan oleh masyarakat di pasar-pasar,” katanya.(*)
Laporan Buhairi Aidi dan Lia, wartawan Jejamo.com