Jejamo.com, Kota Metro – Fenomena maraknya mainan lato-lato di kalangan anak-anak menuai sorotan dari berbagai pihak. Ada segelintir masyarakat di Kota Metro yang merasa terganggu, tetapi banyak pula sebagian guru yang memastikan permainan itu aman bahkan disebut dapat menjadi media belajar bagi siswa.
Salah seorang ibu rumah tangga di Kota Metro, Rosdiana (33), mengaku sedikit khawatir dengan mainan anak-anak itu. Sebab, dia pernah mendengar kabar seorang anak mengalami cedera hingga buta karena lato-lato.
“Kalau enggak salah tuh di daerah Jawa sana, ada anak yang jadi buta karena main lato-lato terlalu dekat dengan wajah. Jadi, lato-lato yang diayunkannya kuat-kuat itu mental, pas kena bola matanya,” katanya, Senin, 9/1/2023.
Kendati demikian, Rosdiana cukup kewalahan melarang putrinya bermain lato-lato. Sebab, permainan itu memang sedang digandrungi banyak anak di lingkungannya.
“Susah anak-anak dilarang. Ya gimana ya, namanya juga lagi musim sih. Dilarang di rumah, mereka main di tempat lain,” cetusnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah Dasar (K3SD) Kota Metro, Yasirrudin memastikan bahwa lato-lato tidak akan mengganggu proses belajar mengajar di SD se-Kota Metro. Sejauh ini, dia mengaku belum mendapati siswa SD yang bermain lato-lato di lingkungan sekolah, apalagi sampai mencederai siswa.
Malah, menurut Yasirrudin, tak menutup kemungkinan lato-lato bakal beralih fungsi menjadi media pembelajaran bagi siswa dengan sedikit inovasi dan kreativitas para guru.
“Sampai dengan sekarang sih saya belum dengar anak-anak main lato-lato kalau di sekolah ya. Kalau di luaran kan ya sering liat karena memang lagi viral-viralnya,” ujarnya.
“Misalnya di pembelajaran matematika, kan bisa itu untuk mengajarkan anak berhitung, menghitung bunyi. Bisa sendiri atau beregu,” tambahnya.
Meski begitu, Yasirrudin mengaku tidak mengetahui adanya aturan khusus dari dinas setempat yang melarang siswa membawa lato-lato ke sekolah. Namun, pihak guru di masing-masing SD dengan sendirinya telah mengimbau kepada para siswa untuk memainkan lato-lato hanya di rumah saja.
Dia menilai permainan lato-lato punya nilai positif bagi siswa. Misalnya, untuk mengalihkan perhatian dan kecenderungan terhadap permainan di smartphone.
“Yang selama ini dikhawatirkan orang tua itu kan sisi sosial anak yang dipertanyakan, karena setiap hari asik main HP sendiri-sendiri. Dengan lato-lato, anak kan jadi main bareng sama kawan-kawannya,” jelasnya.
“Karena saya mendapat inspirasi itu, bisa jadi karena berdampak positif kepada anak kenapa tidak kita kembangkan menjadi media pembelajaran nantinya kan,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Metro, Suwandi mengatakan pihaknya bakal mengkaji lebih dalam terkait dampak dari permainan anak yang viral itu.
“Ya. Kita akan rapatkan dulu ya. Nanti apabila membahayakan, kita segera imbau dan SK-kan. Bila nantinya permainan itu berdampak negatif, apalagi bisa mencederai anak-anak. Maka, kita akan imbau untuk melarangnya di seluruh satuan pendidikan,” ujarnya singkat saat dikonfirmasi usai Rapat Koordinasi Bulanan Pemerintah Kota (Pemkot) Metro.(*)[Anggi]