Jejamo.com, Metro – Beberapa tahun terakhir ini, semakin banyak orang yang tertarik menjadi pengusaha dan memilih fokus menekuni bidang bisnis. Namun, untuk memulai bisnis tentu butuh niat yang kuat dan usaha serius.
Selain itu, calon pengusaha sukses juga harus mempunyai mental baja untuk menghadapi kemungkinan naik-turun di dunia bisnis. Harus siap dengan segala resiko yang ada.
Harus kokoh dengan prinsip yang di buatnya.Serta harus bertanggung jawab dengan bisnisnya. Jiwa pantang menyerah juga harus selalu membara.
Komunikasi yang baik dan kepercayaan pelangan adalah modal utama agar usaha dapat terus maju dan berkembang.
Pada kesempatan kali ini saya akan mengupas tuntas tentang sosok anak muda berasal dari Lampung tepatnya di Kota Metro yang kisah perjalanan bisnisnya dapat menginspirasi kita semua.
Terlahir di Metro, 15 Agustus 1999, Pengusaha dengan nama lengkap Agus Setiawan ini termasuk salah satu pengusaha sukses lulusan SMK yang sempat mengalami jatuh-bangun.
Namun, semangatnya yang selalu membara, sikap percaya diri dan optimis serta totalitas dalam menekun bisnisnya dapat melahirkan kepuasan dan kepercayaan dari para pelanggannya.
Pengusaha yang akrab disapa Agus ini memulai bisnis pertamanya saat masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Ia bersekolah di SMP Negeri 3 Metro.
Bisnis pertama yang ditekuninya adalah menjual serta mendistribusikan batu bacan.
Memang, pada waktu itu batu bacan sempat naik daun dan menjadi barang tersier yang banyak diminati dan dicari orang.
Bahkan seseorang akan rela membayar mahal batu bacan atau cincin batu bacan yang langka dan berkualitas.
Agus memulai mempromosikan barangnya dengan memanfaatkan media sosial miliknya.
Nama Agusti Bacan Putra Sanjaya pasti sudah terdengar tidak asing lagi bagi kalangan pengemar batu bacan. Bertahun-tahun bisnis ini ditekuninya dan alhamdulillah memberikan hasil yang cukup menjanjikan.
Ia pernah menempuh pendidikan di SMK Merah Putih School jurusan administrasi perkantoran. Saat masih duduk di bangku sekolah sempat terbesit pikiran ingin bekerja di dunia penerbangan sesuai dengan pendidikan yang ia tempuh.
Namun setelah lulus dari sekolah ia memiliki pertimbangan lain.
Jika bekerja di penerbangan maka akan menyita banyak waktu. Ini membuatnya jarang pulang serta akan jarang bertemu dengan kedua orangtua.
Hal inilah yang membuatnya mengurugkan niatnya untuk bekerja di dunia penerbangan.
Bermodal uang hasil jerih payahnya dalam bisnis batu bacan ia memutuskan untuk mendirikan sebuah usaha kuliner bersama beberapa rekannya.
Tenda 6345 Ampuh (Anak Muda Punya Usaha) namanya. Terletak di Jalan Jenderal AH Nasution Yosodadi, Metro Timur depan Akademi Kebidanan Wira Buana tepatnya.
Ia menjadi yang termuda di antara beberapa rekan seperjuangannya. Namun pemikirannya tak kalah dewasa dari rekan lainnya.
Di sini ia mendapatkan begitu banyak pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga. Usaha kulinernya cukup digemari masyarakat sekitar.
Menu yang menjadi favorit di sana adalah nasi goreng, ayam geprek, ketoprak, sop buah, serta jus buah.
Saya pernah mencoba makan di sini dan yang menjadi favorit saya adalah ayam geprek yang rasanya tidak ada duanya bahkan sampai sekarang saya belum menemukan gantinya.
Setelah beberapa lama usaha ini berjalan dan sempat mengalami masa kejayaan, mulai ada masalah.
Muncul perbedaan pemikiran di antara pendiri yang membuat usaha ini akhirnya tutup dan para pendiri memilih jalannya masing-masing.
Ada yang memutuskan untuk pergi jauh merantau ke tanah Bali, dan ada juga yang memilih untuk beradu nasib di Kota Bandar Lampung.
“Dulu awalnya juga sempat mau ikut merantau ke Bali atau ke Jawa, Tetapi karena Mama dan kekasih tidak setuju serta keluarga merasa berat melepaskan, saya mengurungkan niat untuk merantau dan bertekad untuk menjadi pengusaha sukses di kota kelahiran,” kata Agus Setiawan beberapa waktu lalu.
Karena uang tabungan yang dimilikinya telah menipis untuk modal usaha kuliner lalu akhirnya, Agus Setiawan memutuskan untuk menerima tawaran bekerja di perusahaan rokok Apache sebagai salesman.
Ia dikontrak selama sebulan bekerja sama dengan seorang rekan kerjanya, menyalurkan barang dari perusahaan ke toko-toko. Semua toko di Kota Metro ini dijelajahinya satu per satu.
Pagi siang sore hingga malam ia bekerja. Totalitas lah yang selalu ia berikan untuk mencapai terget dari perusaaan. Panas kepanasan hujan kehujanan demi mendapatkan modal untuk kembali membuka usaha.
Waktu terus berjalan dan tiba lah masa kontraknya habis. Target dari perusahaan telah dicapainya. Dan ia mendapatkan modal dari hasil jerih payahnya mendistribusikan rokok.
Setelah terkumpul modal yang dirasa cukup untuk kembali mendirikan usaha akhirnya Agus memutuskan untuk kembali membuka usaha.
Namun usahanya kali ini sangat berbeda dibanding usaha sebelumnya. Agus memutuskan untuk memiliki usaha di bidang pertanian lebih spesifiknya usaha bibit buah-buahan. Di sini ia mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dan kekasihnya.
Lagi-lagi beliau mendapatkan kepercayaan dan kepuasan dari para pelanggannya. Terakhir ia mengirimkan bibit ke daerah Kotabumi dan Jawa Barat.
Ia menerima pesanan bibit buah-buahan dari seluruh kota di Indonesia.
Hambatan terbesar seorang petani adalah ketika menghadapi cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem dapat menyebabkan rusaknya tanaman.
Ia selalu melakukan berbagai macam upaya untuk menghadapi cuaca ekstrem agar bibit-bibitnya dapat bertahan melawan cuaca ekstrim.
Bibit-bibit miliknya setiap hari selalu ia cek kondisinya. Di sini terdapat beragai macam bibit buah-buahan namun yang menjadi favorit pelanggan adalah bibit alpukat jenis Aligator, markus, kendil, bibit kelengkeng, bibit anggur serta bibit durian.
Ia juga memilih pupuk dengan kualitas terjamin untuk menjaga bibit agar tumbuh subur dan sehat.
Seorang anak laki-laki ke dua dari pasangan Junaidi dan Meliyanti yang tinggal di Jalan Hasnudin, Yosomulyo, Metro Pusat ini memiliki cita-cita untuk dapat membahagiakan dan membanggakan kedua orangtuanya.
Agus juga menjadikan kedua orangtuanya sebagai sosok yang sangat menginspirasi hidupnya.
Ia ingin membuktikan kepada keluarganya bahwa suatu hari nanti mereka akan bangga dengan kesuksesan yang akan ia capai. Lelah pasti pernah dirasa namun orangtua dan kekasih tercinta membuat semangatnya kembali membara.
Pendidikannya memang sempat terhenti beberapa tahun lalu namun tahun ini ia bertekad untuk melanjutkan pendidikan untuk menjadi seorang sarana.
Ia ingin kuliah dengan jurusan manajemen ekonomi dan bisnis. Agus sangat bersyukur memiliki ayah yang selalu mendukung dan membantu dalam bisnis yang sedang ia geluti, memilki bunda yang selalu mengerti, membantu serta mendoakan keberhasilan anak-anaknya, serta kekasih yang selalu mendukung dan menguatkannya langkahnya, serta keluarga yang bahu-membahu membantunya.
“Tetap semangat, jangan pernah ada kata bosan dalam menekuni sebuah usaha. Selalu gali ilmu sedalam mungkin untuk mencapai puncak dari kesuksesan. saring masukan yang diberikan orang lain. Jangan pernah patah semangat, Perjuangkan terus kariermu hingga keberhasilan akan menyatu dengan dirimu.”
“Ketika kita bekerja pada orang lain itu artinya kita akan mengayakan orang lain namun ketika kita mendirikan usaha artinya kita sedang bekerja untuk diri kita dan akan mengayakan diri sendiri.” [Zaskia Vaya Hurul Aini/Siswi SMAN 1 Kota Metro]