Jejamo.com, Jerman – Polisi lalu lintas (polantas) Saxony, Jerman, menghentikan enam kendaraan tempur howitzer tentara Amerika Serikat (AS) yang konvoi di jalan raya di kota tersebut. Rombongan militer itu ditilang karena kelebihan muatan dan tidak memiliki dokumen identifikasi yang benar.
Tindakan polantas di Jerman pada hari Rabu ini sebagai penegasan bahwa tidak ada orang yang berada di atas hukum ketika berada di jalan raya negara Eropa tersebut.
Polisi di Saxony selalu siaga tinggi mengingat jalan raya di kota tersebut selalu dilintasi kendaraan berkecepatan tinggi. Namun, menilang konvoi tentara AS yang dilengkapi meriam menjadi pemandangan langka.
Enam howitzer M-109 militer AS itu sebenarnya tidak mengaspal secara langsung, namun diangkut dengan sejumlah trailer yang dioperasikan perusahaan kargo Polandia. Enam kendaraan tempur itu hendak dibawa ke lokasi rahasia yang dikelola Angkatan Darat AS di Jerman, namun dihentikan polantas Saxony ketika melintasi jalan raya A4.
Transportasi yang tidak biasa itu akhirnya terhenti tepat di luar Kota Bautzen, Jerman timur.
”Pemeriksaan menyeluruh (konvoi) menunjukkan bahwa dokumen transportasi yang dibutuhkan hilang, muatannya terlalu lebar dan terlalu berat,” kata pihak polantas Soxony dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Russia Today, Kamis (11/1/2018).
Salah satu truk, lanjut polisi, juga kelebihan muatan sekitar 16 ton, dan pengemudi yang dikirim oleh sebuah perusahaan kargo Polandia telah melampaui batas kecepatan mengemudi dan kelelahan.
”Daftar panjang kecacatan telah mendorong polisi untuk melarang konvoi tersebut lewat sampai kendaraan yang muatannya berlebih sesuai untuk muatan semestinya, lisensi ada, dan semua persyaratan lainnya terpenuhi,” lanjut pihak polantas.
Perusahaan kargo dan supir truk akhirnya dikenai denda.
Insiden yang tidak biasa menjadi berita utama di media Jerman ini telah memicu kegaduhan di media sosial. Beberapa pengguna media sosial memuji polisi karena melakukan pekerjaan dengan baik. Pengguna media sosial lainnya bertanya-tanya mengapa militer AS menggunakan infrastruktur sipil Jerman.
”Petugas harus mendapat medali, dan saya harap perusahaan kargo itu akan didenda berat. Alat perang yang menjijikkan berhasil dihentikan dari jalurnya,” tulis warga setempat, Sven Uhlemann, di Facebook.
“Semoga yang terbaik bagi petugas polisi dan karier mereka, mereka berani menasihati roda kepemimpinan AS,” puji pengguna media sosial lainnya, Rene Burkhardt.(*)