Jejamo.com, Bandar Lampung – Pembeli koran di Bandar Lampung menurun. Hal itu menjadikan beberapa loper beralih ke pekerjaan lain. Mereka beralasan, tidak banyak uang yang bisa dibawa pulang dari aktivitas ini.
Padahal, kata mereka, pekerjaan menjadi loper cukup mulia karena koran langsung ke pembaca yang sama artinya mengantarkan informasi dan pengetahuan.
Abdul Hamid (61), salah seorang loper, mengatakan, pekerjaan ini tidak banyak orang yang menekuni karena tidak terlalu menghasilkan rupiah.
Sekarang, kata dia, loper di setiap agen sangat menurun. Misalnya di Tahoma Agency.
“Dulu lopernya banyak, sekarang paling 100-an lagi,” ujarnya kepada jejamo.com, Jumat, 26/1/2018.
Untuk rupiah yang didapatkan seorang loper dari keuntungan harga satuan eksemplar yang diambil dari agen dan kemudian dijual lagi. Kata Hamid, keuntungan setiap eksemplar adalah Rp1.500.
Namun sekarang, jatah setiap loper berkurang dari agen tersebut. Semula Hamid mendapat jatah 100 eksemplar setiap harinya. Kini hanya mendapat jatah 15 eksemplar.
“Penurunannya drastis banget. Ini berpengaruh pula terhadap penghasilan para loper,” katanya.(*)
Laporan Sari Saputri, Kontributor Jejamo.com dari Pers Sukma Polinela