Jejamo.com, Lampung Selatan — Sebanyak 33 penumpang menjadi korban atas kecelakaan yang dialami Bus Putra Sulung dijalan lintas Sumatera (Jalinsum) KM 82 Dusun Gubukseng, Desa Hatta, Bakauheni Lamsel. Dari 33 penumpang tersebut, 2 diantaranya meninggal dunia, 7 orang Luka Berat dan sisanya 24 orang luka ringan.
Dari jumlah penumpang tersebut, hanya 3 penumpang yang tersisa di rawat di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Bob bazar Kalianda Lamsel. Sedangkan sisanya lebih memilih pulang ke kampung halamannya.
“Kalau luka berat kan pada dibawa kesini semua (RSUD Bob Bazar,red) kalau luka ringan di puskesmas Bakauheni. Tapi, dari yang dirawat kemarin (rabu,red) itu, semuanya sudah pada pulang semua, cuma sisa 3 pasien, mereka satu keluarga,” ungkap Ida, salah satu perawat di RSUD Bob Bazar Kalianda, Kamis, 7/1/2015.
Pantauan jejamo.com, ketiga pasien yang dirawat di RSUD Bob Bazar ditempati di ruang Bedah. Pasien atas nama Santo dirawat di ruang Mawar, sementara pasien atas nama Suprapti (56) dan Yulia Tika(18) dirawat di ruang melati.
Saat jejamo.com menghampiri ruang mawar, terdapat enam tempat tidur, salah satunya pasien atas nama Santo, pasien itu hanya bisa terbaring lemas dengan tangan diperutnya dibalut dengan perban berwarna coklat mengelilingi bahunya, tangan pun masih diinfus.
“Dugaan awal saya ini patah tulang diantara bahu dan pundak. Tapi setelah di Ronsen ternyata cuma luka memar saja, nggak ada yang patah,” ungkap Santo dengan terbata-bata.
Saat peristiwa jatuhnya bus tersebut, sambung dia, pihaknya dalam kondisi tidur, sehingga dirinya tidak mengetahui bagaimana proses jatuhnya bus yang ditumpangi.
“Kalau proses jatuhnya saya nggak tahu, karena saya lagi tidur, tahu-tahu pas saya bangun sudah ada dijurang. Saya berangkat sama Istri dan anak saya, sampai saat ini saya belum melihat kondisi mereka,”ujarnya yang mengaku dari jakarta selesai liburan mau pulang ke kerumahnya yang berada di Waykanan.
Sementara, Kasatlantas Polres Lampung Selatan (Lamsel), AKP Mubiarto mengatakan, saat ini bus tersebut belum dapat diangkut. Sebab, jika menggunakan alat berat dengan diikat tali tambang, tali tersebut tak kuat menahan Bus.
“Jatuhnya kan jauh mas, sekitar 30 meter, kalau ditarik pakai tali, saya rasa nggak kuat. Mungkin saja nanti Bus itu dipotong dulu, baru bangkainya ditarik, kalau ditarik langsung, saya rasa nggak kuat,”katanya.
Sementara sopir, pihaknya hingga saat ini belum bisa meminta keterangan dari sang sopir. Sebab, saat peristiwa itu, sopir dan Kernet tidak ada ditempat.
“Kalau perkara hukumnya masih dalam proses penyelidikan, tidak menutup kemungkinan sang sopir bisa ditetapkan tersangka akibat kelalaian karena menampung melebihi kapasitas yang seharusnya diangkut,”pungkasnya.(*)
Laporan Heri Fulistiawan, Wartawan Jejamo.com