Jejamo.com, Bandar Lampung – Sepanjang September 2016, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,30 persen. Dari 7 kelompok pengeluaran, 5 kelompok memberikan andil inflasi di Kota Bandar Lampung yakni kelompokmakanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mampu memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen.
Berdasarkan perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi Kota Bandar Lampung terjadi karena adanya peningkatan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,35 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik sebesar 0,06 persen; kelompok sandang mengalami peningkatan sebesar 0,40 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 3,37 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,32 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan turun sebesar 0,32 persen; dan kelompok kesehatan turun sebesar 0,06 persen.
Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke 23 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 58 kota mengalami inflasi, sedangkan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,85 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 0,02 persen.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Bambang Widjanarko mengatakan, inflasi di Bandar Lampung dinilai relatif kecil. Dimana fenomena 2016, memang inflasi yang terjadi cukup rendah dibandingkan periode sebelumnya.
“Turunnya berbagai harga komoditas dipasaran internasional berpengaruh besar terhadap besaran harga komoditas tersebut. Adanya perlambatan ekonomi yang berdampak pada harga harga mengalami penurunan,”uUcapnya saat menggelar konferensi pers di gedung BPS Provinsi Lampung, Senin, 3/10/2016.
Kota Bandar Lampung, pada September 2016 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) adalah sebesar 1,02 persen dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 2,31 persen.(*)
Laporan Prayoga Danu Putra, Kontributor Jejamo.com