Jejamo.com, Bandar Lampung – Mengasah kreativitas tidak mesti memberatkan, malah bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan layaknya kegemaran atau aktivitas sehari-hari. Hanya duduk dan mengurung diri bukan cara efektif untuk menghasilkan ide cemerlang dalam mengatasi kendala yang menghadang perusahaan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum BPD Hipmi Lampung Arie Nanda Djausal dalam diskusi akhir tahun Meneropong Ekonomi Lampung 2018 yang diadakan Institut Demokrasi Ekonomi Agriculture dan Politik Lampung (iDeal) didukung Jejamo.com di Hotel Horison, Selasa, 26/12/2017.
“Justru saat ini kami sangat membutuhkan kreativitas dan ide dari anak muda. Dalam tahap awal dihasilkannya ide, masalah utamanya bukan pada bagaimana caranya mendapatkan ide yang masuk akal dan bisa diimplementasikan secara langsung di dalam kenyataan,” imbuh Arie.
Menurut Ketua Umum BPD Hipmi Lampung periode 2017-2020 itu, ide usaha kreatif bisa dimulai melalui apa yang disukai atau hobi yang ditekuni. Hal itu bisa menjadi salah satu cara untuk mendapatkan inspirasi ide baru dan memaksa berpikir di luar kungkungan yang melingkupi pemikiran.
“Jangan segan untuk mengeluarkan ide yang tak konvensional. Misalnya, ide untuk menggabungkan telepon dan musik dahulu tak terpikirkan beberapa dekade lalu, tetapi saat ini menjadi mungkin dan menarik untuk disambut oleh masyarakat,” paparnya.
Dia menambahkan, buka telinga dan mata lebar-lebar, dengarkan, lihat sekeliling, dan pertanyakan semua hal di sekeliling. Bagaimana kondisi yang ada sekarang bisa diperbaiki dan produk yang ada bisa ditingkatkan kembali performanya.
Seorang pengusaha muda, jelas Arie, harus mulai mendengarkan masalah dan mulai mencari jalan keluar. Usahakan membuat inovasi baru yang sangat berguna untuk konsumen. “Hampir semua entrepreneur dan para penemu bisa sukses karena menggunakan cara ini,” pungkasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com