Jejamo.com – Sebuah hasil analisis DNA yang dilakuakan sejumlah peneliti menemukan bahwa, kuda langka berwarna keemasan mungkin pernah menjadi hewan tunggangan bangsawan Cina, sekitar 2000 tahun lalu.
Hasil ini menjadi bagian dari penelitian para arkeolog dari institut arkeologi Chinese Academy of Social Science (CASS) yang mencoba menganalisis tulang-tulang dari lima kuda dari kompleks makam masa Dinasti Han Barat.
Dinasti yang pernah jaya pada tahun 202 SM hingga 8 M ini menempati daerah yang kini tengah menjadi Otonomi Xinjiang Uygur. “Warna tubuh kuda keemasan, atau palomino, sementara surai dan ekornya hampir putih,” ujar Zhao Xin, ketua peneliti dalam proyek tersebut.
Hewan dengan warna sangat langka itu dikubur di ruang yang sama dengan pemiliknya dan ditemukan dalam sebuah proyek arkeologi kerjasama Departemen Peninggalan Budaya Xinjiang dan Northwestern University.
Arkeolog juga menemukan sejumlah besar sisa manusia dan binatang serta tembikar dan perkakas yang terbuat dari perunggu, emas, perak dan batu. “Meski ini bukan temuan arkeologi pertama soal kuda emas, genovariasi semacam itu sangat, sangat langka,” kata Zhao Xin. Seperti dikutip Tempo.co dari Xaliis.co
Dalam Kompleks makam dari masa 400 SM sampai 120 SM itu, menurut arkeolog merupakan milik suatu komunitas pengembara. Kelima kuda itu sepertinya dikubur sebagai korban untuk tiga orang yang berbeda.
“Tiga di antaranya ada di kuburan yang sama. Dua lainnya berwarna kastanye dan dikubur bersama onta di ruang kubur untuk binatang. Hanya kuda berwarna emas yang dikubur seruang dengan pemiliknya,” kata Zhao.
Sebagai hewan serba guna, kuda diyakini para ilmuan mulai dijinakkan pertama kali di Asia Tengah setidaknya 5.000 tahun lalu. Hewan ini dengan cepat menjadi primadona diberbagai kebudayaan dunia. Kuda bahkan menjadi lambang status sosial seseorang berabad-abad kemudian.(*)
Tempo.co