Jejamo.com, Bandar Lampung – Limbah yang mencemari perairan pesisir pantai Panjang hingga menyebabkan biota laut mati menyerupai minyak.
Hal itu dikatakan Zulkifli (56), warga Kampung Baru 3, Kelurahan Panjang Utara, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung, saat ditemui dilokasi, Senin, (3/6/2019).
“Air lautnya itu seperti kecampur minyak gitu, terus di kaki juga lengket dan warnanya keputih-putihan,” terangnya.
Zulkifli mengungkapkan, peristiwa pencemaran sudah dua kali terjadi. Namun kejadian ini yang paling parah dan menyebabkan banyak ikan yang mati.
“Tiga tahun lalu pernah kejadian kaya gini, tapi nggak separah ini. Kalau sekarang parah, bahkan ikan yang di karang saja seperti ikan buntal dan bulu babi ikut mati. Dan sudah dua kali kejadian selama bulan puasa ini,” ungkapnya.
Ia mengatakan, sejak ditemukan biota laut banyak yang mati, belum ada pihak Pemerintah Kota Bandar Lampung atau dinas terkait datang ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
“Belum orang dinas datang ke sini, kalau bisa air lautnya dicek agar tahu limbah apa sebenarnya ini,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan Bambang (53) warga lainnya yang mengatakan, pencemaran limbah yang mengakibatkan ikan-ikan mati sudah dua kali terjadi.
“Sekarang yang paling parah, dulu pernah juga kaya gini, tapi nggak sampai bikin ikan mati, kalau sekarang banyak ikan yang mati,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]
