Jejamo.com, Metro – Burung lovebird merupakan jenis burung yang banyak dikenal sebagai burung sosial hal itu karena jenis burung satu ini lebih suka hidung dengan cara berkumpul atau berkelompok.
Kepada jejamo.com, Sabtu, 9/4/2016, Nanang salah satu penjual burung lovebird di Kota Metro, tepatnya di pinggi jalan 29 Kelurahan Banjarsari, Metro Utara, Kota Metro (sekitar Pertamina 29), mengatakan banyak warga kota Metro yang menjadi pecinta burung lovebird.
Burung yang memiliki filosofi sebagai burung cinta ini memang tidak selalu menjadi tren. Ada kalanya para pecinta burung ini di Kota Metro dan sekitarnya pasang surut. Menurutnya, pada tahun 2015 lalu, burung lovebird mengalami penurunan peminatnya. Harganya pun juga juga turun dari harga biasanya.
”Tahun 2015 lalu sempat sepi. Harganya juga sempat turun. Kalau biasanya saya jual mulai dari harga Rp300-500 ribu, waktu itu anjlok menjadi Rp150-200 ribu,” ujar Nanang.
Untuk saat ini ia biasanya mampu menjual 5-10 ekor burung lovebird. ”Gak pasti laku berapanya mas. Biasanya laku sekitar 5-10 ekor burung per bulannya. Jadi penghasilan kotor yang saya dapat dari penjualan burung lovebird sekitar Rp1,5 – 3 juta. Tergantung ramai atau tidaknya pembeli,” terangnya.
Menurut Nanang, burung yang memiliki karakteristik senang berdekatan dengan lawan jenisnya ini banyak diminati karena corak warnanya. Bahkan, dari corak warna itu jugalah yang membedakan jenis dan harga dari burung ini.
”Untuk membedakan jenis burung ini dari warnanya. Kalau suaranya hampir semuanya sama,” pungkasnya.(*)
Laporan Wahyu, Wartawan Jejamo.com