Jejamo.com, Bandar Lampung – Satu lagi kebanggaan Provinsi Lampung terhadap para pemudanya. Baru-baru ini, dua mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya ikut membentuk majelis mahasiswa ASEAN di Thailand.
Kedua mahasiswa tersebut, Marhen Saputra dan Filian Anjasmara, menghadiri majelis mahasiswa ASEAN atau Passage to ASEAN (P2A) Student Summit yang digelar di Sekretariat P2A Rangsit University, Bangkok, Thailand, pada 26-30 November 2015.
Di sana, mereka terlibat dalam pembentukan 33 majelis mahasiswa ASEAN yang meliputi delapan negara. Sebanyak delapan mahasiswa dari seluruh Indonesia dipilih untuk mewakili Indonesia dalam majelis mahasiswa ASEAN.
Beruntung bagi Marhen dan Filian, keduanya terpilih menjadi perwakilan dari perguruan tinggi di Lampung, bahkan Sumatera, yang masuk dalam majelis tersebut.
Marhen mengatakan, banyak persiapan yang mereka lakukan sebelum berangkat ke Bangkok. Wawasan dan keterampilan kepemimpinan menjadi santapan mereka sebagai bekal di Bangkok.
Walhasil, mahasiswa Jurusan Manajemen ini berhasil terpilih menjadi konsultan senior dalam majelis tersebut.
Pada Student Summit tersebut, mereka membahas tentang struktur majelis dan program kerja. Marhen bahkan juga mempresentasikan program P2A di hadapan majelis mahasiswa ASEAN.
Terakhir, mereka menerima sertifikat peserta kegiatan yang diserahkan langsung oleh Eksekutif Direktur P2A, Jeroen Schedler.
Filian yang terpilih sebagai anggota departemen logistik dalam majelis tersebut mengaku senang dan bangga terpilih menjadi 1 dari 8 mahasiswa Indonesia yang masuk P2A angkatan kedua.
“Saya juga sangat senang bisa memperkenalkan Provinsi Lampung kepada mereka,” ujar mahasiswa Jurusan Teknik Informatika ini.
Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Hubungan Internasional (KUHI) IBI Darmajaya, Rahmalia Syahputri mengatakan, IBI Darmajaya merupakan perguruan tinggi pertama di Indonesia yang ikut dalam program P2A sejak 18 Juli 2013.
“Program P2A memberikan kesempatan dan peluang kepada mahasiswa untuk lebih banyak mengetahui negara ASEAN melalui program pertukaran mahasiswa.
Sehingga, mahasiswa dapat mengenal beragam budaya, saling memahami, menghormati, menghargai persamaan dan perbedaan antarnegara yang nantinya bisa menjadi bekal bagi mereka dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN,” paparnya melalui rilis yang diterima jejamo.com pada Minggu, 6/12/2015.(*)