Berita Bandar Lampung, Jejamo.com – Kebanyakan orang berbondong-bondong kuliah mengejar ijazah untuk melamar kerja. Habis kuliah, baru mencari kerja. Rasanya sesuatu banget kalau kuliah dengan biaya sendiri.Bahagia pastinya bisa kuliah tanpa membebani orangtua, bahkan bisa memberi kepada orangtua.
Di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) semester III kelas A, ada sosok mahasiswa yang luar biasa. Ia membiayai kuliahnya sendiri, plus menjadi tulang punggung keluarga. Hebat bukan?
Namanya Abdul Ghofur yang kerap disapa Cak Abdul. Kisah hidupnya bisa menjadi inspirasi tersendiri buat kita.
Pada awal semester, Cak Abdul mendapatkan indeks prestasi 3,73. Padahal ia belajar di sela waktu kerja. Cak Abdul kini bekerja sebagai koki atau chef di sebuah restoran di daerah Kemiling, Bandar Lampung: Summit Bistro.
Ibarat sebuah jalan, jelek, becek, dan berliku-liku. Sama halnya dengan perjuangan Cak Abdul meraih pendidikan. Tahun 2012, saat menjadi staf bagian keuangan di salah satu bengkel motor di Metro, Cak Abdul sering memperhatikan mahasiswa yang berseliweran di depan tempat kerjanya. Hal ini membuat Cak Abdul semakin ingin kuliah.
Cak Abdul tidak putus asa. Dia terus berusaha mencapai mimpinya. Cak Abdul memutuskan pindah ke Bandar Lampung dengan harapan melanjutkan pendidikan.
Cak Abdul harus berpikir berulang untuk kuliah. Sebab, jika dia kuliah, bagaimana keluarganya? Lagi-lagi Cak Abdul mencari pekerjaan, bukan kampus untuk kuliah.
Rumah Sosis Kemiling adalah tempat bekerja pertama Cak Abdul sebelum menjadi koki di Summit Bistro. Setelah penghasilannya cukup membiayai kuliah dan keluarga, ia mantap mendaftar di IAIN Raden Intan Lampung.
Pagi kuliah, malam menjadi koki. Masak, masak, dan masak untuk terus bertahan hidup,untuk kuliah, dan pastinya untuk keluarga. Waktu padat, jarak yang jauh bagi Cak Abdul bukan masalah. Baginya, prioritas utama adalah ilmu. So, Cak Abdul saja bisa, kenapa kalian tidak?(*)
Laporan Fia Ayu Handadari, kontributor Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya