Minggu, November 10, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Pringsewu Pentaskan Legenda Siti Rabiah

STKIP Muhammadiyah Pringsewu
Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu menggelar pementasan drama. | Nur Kholik/jejamo.com

Jejamo.com, Pringsewu – Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu menggelar pementasan drama berjudul “Legenda Siti Rabiah”, Sabtu, 19/11/2015, di Gedung Serbaguna (GSG) Kecamatan Sukoharjo 3, Pringsewu.

Para mahasiswa ini mengadakan pementasan terkait dengan praktik perkuliahan mereka. Pementasan mereka pun berhasil menyedot pengunjung di sekitaran GSG.

Legenda Siti Rabiah berkisah tentang tekanan batin yang dialami tokoh Rabiah akibat perlakuan ayahnya yang overprotektif.

Perlindungan berlebihan yang diberikan sang ayah membuat Rabiah tidak bisa bermain atau bersenda gurau seperti kawan sebayanya.

Perlindungan ayah Rabiah terhadap anak gadisnya bukan tanpa alasan. Rabiah adalah seorang remaja putri yang sangat cantik sehingga ayahnya menjaganya begitu ketat.

Pementasan drama ini mendapat apresiasi tinggi dari dosen pengampu mata kuliah pementasan drama, Siti Fitriah.

Siti mengaku puas dengan hasil pementasan para mahasiswanya. ”Menakjubkan, sangat bagus dari mulai sound effect, musik pengiring, kostum, setting tempat, hingga lighting. Sangat luar biasa,” ujar Siti pada jejamo.com, Sabtu, 19/12/2015.

Dian, salah seorang pemeran drama yang mendapat peran sebagai seorang nenek mengaku sedikit kesulitan ketika memainkan perannya dalam cerita tersebut.

“Saya kesulitan saat menirukan suara nenek. Untuk menirukannya, dibutuhkan teknik yang tak mudah,” kata Dian.

Namun, ia mengaku sangat terkesan dengan proses yang dijalaninya. “Dari mulai pembuatan naskah hingga pementasan, banyak suka dukanya. Namun, kesulitan yang kami alami, karena dijalani bersama, akhirnya bisa terselesaikan. Saya sangat puas,” tuturnya.

Menurut Dian, hendaknya pementasan drama lebih sering dipentaskan oleh para pelajar dari tingkat SD hingga mahasiswa. “Ini budaya bangsa yang harus dilestarikan oleh kita semua,” tutupnya.(*)

Laporan Nur Kholik, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini