Jejamo.com, Jakarta – Tindak kekerasan terhadap para tokoh agama beberapa waktu belakangan ini marak terjadi. Aksi tersebut dilakukan oleh orang tidak dikenal (OTK) , polisi juga belum mengetahui motif penyerangan tersebut.
Hingga saat ini, polisi telah mendapatkan laporan 21 kali aksi serangan terhadap para pemuka agama. Sebanyak 15 di antaranya diketahui bahwa serangan itu dilakukan oleh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Menanggapi hal itu, mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengimbau TNI/Polri untuk menjaga para ulama dan para pemuka agama yang lain menyusul kasus penyerangan terhadap ulama dan pemuka agama, beberapa waktu lalu.
“Terkait dengan beberapa kejadian yang menimpa beberapa pemuka agama akhir-akhir ini, saya mengimbau agar umat Islam, TNI dan Polri bersama-sama menjaga para ulama dan ustadz,” kata Gatot di Pondok Pesanteren Qomarul Huda Bagu, Lombok, dilansir Antara, Kamis, 22/2/2/2018.
Apalagi, kata Gatot, ulama memiliki andil besar terhadap kemerdekaan Indonesia. Menurut dia, peranan ulama, seperti KH Hasyim Ashari, dan Jenderal Sudirman yang juga sebagai ustadz, atau guru ngaji tidak bisa dibantahkan lagi dalam perjuangan kemerdekaan.
“Saya menjadi panglima TNI karena bimbingan para ulama. Saya mengucapkan terima kasih atas nama seluruh prajurit TNI kepada para ulama yang telah menjaga keamanan dari zaman prakemerdekaan, serta membangun umat Islam yang ‘rahmatan lil allamin’ hingga kini,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu juga mengimbau kepada semua pihak untuk memerangi hoaks di media sosial dengan kebaikan dan kata-kata lembut. Jangan sampai orang Islam diadu dengan orang Islam, seperti yang terjadi di Syria.
“Jangan terpancing oleh situasi. Mari lah kita kubur semua perbedaaan di antara kita. Mari kita bersama-sama menjaga ulama dan menyatukan hati untuk Indonesia,” tutupnya.(*)