Jejamo.com, Bandar Lampung – Maratus Soleha (20 tahun) adalah anak ketiga ari pasangan Salimin (52) dan Sutinem (47).
Sebagai orang yang tinggal di desa lahan pertanian menjadi sumber penghidupan bagi sebagian besar masyarakat yang ada di desa.
Tidak terkecuali Salimin, ayah dari 4 orang anak ini kesehariannya bekerja sebagai petani untuk makan dan juga sekolah anak-anaknya.
Tapi bagi Maratus Soleha atau akrab dipanggil Leha ini, hidup mandiri dan membantu ekonomi keluarga adalah sebuah keharusan.
Sehingga gadis remaja ini memutuskan merantau ke Jawa tepatnya di Jakarta setelah lulus SMA untuk bekerja.
Di Jakarta, Leha bekerja di salah satu super market yang ada di Jakarta.
Suatu ketika, Leha yang sedang berjalan menaiki anak tangga supermarket tiba-tiba terpeleset dan jatuh ke belakang sejauh 3 tanggal ke bawah.
Bagi Leha ini sebagai jatuh biasa dan memang ia tidak merasakan sakit yang berlebihan.
Setelah satu tahun kerja di Jakarta, Leha memutuskan untuk pindah kerja di Lampung dengan harapan bisa sering pulang ke rumah dan mudah bertemu orangtuanya.
Akhirnya ia pindah kerja di Lampung. Beberapa bulan bekerja Leha merasa jika dirinya selalu kurang enak badan. Tapi ia merasa ini juga hal biasa bagi perantauan sepertinya.
Tapi sang kepala tempat ia bekerja menyadari bahwa karyawannya ini sedang sakit. Ia kemudian membawa Leha ini ke klinik terdekat untuk cek kesehatan.
Semenjak keluhan keluhan sakit itu Leha mulai kesakitan di bagian punggung dan kakinya, sakit dan susah digerakkan.
Sampai akhirnya Leha tidak bisa berjalan dan bahkan saat ini kondisinya hanya bisa berbaring di kasur.
Dari setelah rujukan ke RS Abdul Muluk Bandar Lampung, dokter orthopedi memvonis Leha mengalami saraf terjepit yang biasa disebut oleh medis  sebagai HNP (Nucleus Pulposus Hernia).
Tentu hal ini membuat Leha dan orangtuanya terguncang berat. Sakit yang sudah ia alami ini bisa jadi akumulasi dari kejadian saat dirinya terpeleset dan jatuh dari anak tangga di Jakarta.
Akhirnya Salimin dan Sutinem membawanya ke alternatif, melakukan pijat, akupuntur, dan berbagai pengobatan tradisional lainya sudah dicoba.
Kini sudah satu tahun masa itu berlalu, masa yang amat sangat menyakitkan bagi Leha.
Alih alih pengobatan tradisional berhasil, malah saat ini kondisinya semakin parah.
“Sekecil apa pun guncangan yang ditimbulkan selama perjalanan saat berobat, entah karena kerikil atau polisi tidur, terasa bagaikan rajaman di pinggangku. Ingin rasanya aku menangis saat itu karena rasa sakit yang tidak tertahankan. Saya pasrah dengan Gusti Allah,” ucap Leha sambil menahan rasa sakit dan derai air mata yang nampaknya sudah tidak keluar lagi.
Dan itu Leha rasakan selama 1 tahun, berbaring di kasur dengan keadaan yang serbasalah baik miring atau berbaring semua badan terasa kaku dan sakit yang tergambar dari raut wajahnya dan jari jemarinya yang menggenggam. Sungguh kesabaran yang luarbiasa.
Satu tahun berlalu, Salimin yang kesehariannya sebagai petani biasa ini sudah melakukan yang terbaik untuk anak gadisnya.
“Semua barang-barang berharga saya sudah saya jual kecuali tanah dan rumah, selain itu sudah untuk berobat anak saya, gimana caranya bisa sembuh,” kata Salimin.
Tapi dari situ mulai berdatangan pemerintah desa dan beberapa komunitas sosial mendapatkan info tentang Maratus Soleha ini dan membantu pengobatan medisnya.
Salah satu lembaga yang sampai saat ini konsisten mengawal pengobatan Leha adalah Komunikasi Donor Darah Sukarena Pringsewu yangt berterima kasih kepada rumah singgah pasien IZI.
Sebab, selama proses rawat jalan, Leha dan orangtuanya singgah di RSP IZI.
Selain itu komunikasi KDDSP ini juga membantu penyaluran donor darah dan pelayanan ambulans gratis.
Sampai saat ini sudah sekitar 1 bulan Leha berada di rumah singgah. Tentu sebagai seorang gadis remaja pada umumnya Leha ingin segera sembuh dan kembali beraktivitas.
Begitu juga Salimin dan Sutinem, keduanya begitu sayang dengan sang putri. Mereka yang selalu menyemangati dan mendoakan Leha agar lekas sembuh dan sehat kembali.
Termasuk para ustaz yang rutin memberikan pendampingan ke pasien RSP IZI juga ikut mendoakan langsung dan memberikan nasihat semangatnya untuk Leha. [Andi/Rumah Singgah Pasien IZI Lampung]