Jejamo.com, Bandar Lampung – Tergerak hati ingin membantu warga Palestina, Siti Rohmatun (51) dan suaminya Hendayana ingin menjual aset miliknya berupa rumah. Sebagian dari hasil penjualan akan disumbangkan ke Palestina melalui lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Keinginan menjual rumah miliknya itu sudah ada sejak lama. Rumah yang hendak dijual itu berada di Jalan Sultan Agung Gang Tirtayasa dan rumah di Sindanganom, Kecamatan Sekampungudik, dekat kawasan Kota Baru.
“Sejak tahun lalu kami berniat menjual kedua rumah itu,” kata Hendayana.
Pengusaha travel umrah ini menambahkan, selain ingin membantu warga Palestina, dari penjualan rumah, ia ingin menyelesaikan utang di salah satu bank dan pihak ketiga.
“Rumah saya di belakang Rolya Motor di Jalan Sultan Agung itu luasnya 320 meter persegi. Kini masih menunggak satu tahun pembayaran di bank. Setelah laku, saya ingin menyelesaikan semua utang kami,” kata dia.
Siti Rohmatun menambahkan, rumah yang selama ini ia tempati merupakan aset keluarga yang yang paling berharga dan cukup strategis. Dari rumah inilah, ia dan suami membentuk keluarga. Termasuk juga cikal bakal usaha yang sedang digeluti.
“Ini rumah kesayangan. Buat merintis berbagai usaha. Rumah ini sangat strategis, bisa diakses dari banyak tempat,” kata dia.
Mantan dosen salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta ini mengungkapkan, niatnya membantu warga Palestina dengan bersinergi dengan ACT tinggal menunggu rumahnya terjual .
“Saya ini, setiap ada yang membagikan informasi menawarkan untuk membantu orang lain, ya saya ingin membantu. Tapi kan kita ini enggak selalu ada uang. Makanya saya ingin jual rumah ini. Sepuluh persen dari harga rumah yang kami patok Rp2 miliar ini, akan kami berikan untuk ACT untuk Kapal Kemanusiaan yang membawa 10 ribu ton beras tanggal 2 Februari. Kami menjual rumah ini karena ingin tenang tanpa dibebani utang dan bisa membantu sesama. Mungkin selama ini kami kurang berderma. Daripada harta, kami lebih cinta Allah,”ungkapnya.
Menurut Siti Rohmatun, rumah yang akan ia jual itu, kata kebanyakan orang, lokasinya hoki. Pasalnya, sudah banyak usaha yang berjalan dari rumah itu.
Meski demikian, kata Siti, hasil usaha mereka belum mampu menutup utang di bank dan pihak lain yang mencapai Rp400 jutaan.
Kata Siti, karena utang, ia sampai memindahkan usaha salon kecantikannya ke lokasi lain.
“Itulah awal mula kebangkrutan kami,” kata dia.
Siti menuturkan, ia dan suami kini tidak gengsi untuk menjual rumah. Baginya, yang penting hidup tenang jauh dari utang.
“Riba membuat kami bangkrut. Gimana enggak hancur, saya harus menyelesaikan 15 tunggakan kartu kredit,” kata dia.
Ia dan suami berharap, niat tulus ini diijabah Allah dan rumah mereka terjual.
“Segera kami hubungi ACT untuk donasi buat warga Palestina,” pungkasnya.
Laporan Sugiono, Wartawan Jejamo.com