Senin, November 11, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Masyarakat Tulangbawang Barat Gelar Cangget Rayahan

 Tokoh adat, Johanudin S.E bergelar Raja Medan (kedua dari kiri) dan Suwandi Zakaria bergelar Minak Ngemum (kedua dari kanan) melakukan foto bersama usai diwawancarai jejamo.com, Jumat malam 22/1/2016 | Buhairi/jejamo.com

Tokoh adat, Johanudin S.E bergelar Raja Medan (kedua dari kiri) dan Suwandi Zakaria bergelar Minak Ngemum (kedua dari kanan) melakukan foto bersama usai diwawancarai jejamo.com, Jumat malam 22/1/2016 | Buhairi/jejamo.com

Jejamo.com, Tulang Bawang Barat – Masyarakat Tulangbawang Barat menggelar acara Cangget Rayahan, Jumat malam, 22/1/2016, guna persiapan pelaksanaan Cangget Agung pada Minggu malam, 24/1/2016 di Karta, Tulang Bawang Udik.

“Cangget Rayahan merupakan pertemuan bujang dan gadis serta penyimbang perwatin (pemangku adat) dalam rangka mempersiapkan atau belajar menari sebagai persiapan cangget agung,” kata Salah satu tokoh adat setempat, Suwandi Zakaria bergelar Minak Ngemum saat diwawancarai jejamo.com.

Menurutnya, pelaksanaan Cangget Rayahan juga di lengkapi dengan kesenian khas dari masyarakat Lampung pepadun, yakni dikir ( seni  bernuansa islam dan berbahasa campuran arab dan daerah dalam berbalas pantun).

Ia menjelaskan,  Dikir sendiri bertujuan untuk menghibur tamu undangan dalam rangka Begawi. Kemudian dilanjutkan dengan hiburan klasik Lampung yang dibawakan oleh bujang gadis anak penyimbang adat.

“Tidak ada minimal atau maksimal dalam membawakan dikir. Karena semakin banyak akan semakin bagus,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu tokoh adat setempat, Johanudin S.E bergelar Raja Medan, mengatakan, pihaknya memiliki cara tersendiri dalam menarik minat muda-mudi agar mau mempelajari kesenian khas Lampung Pepadun, yakni Dikir dengan sesering mungkin mengadakan acara supaya bisa memunculkan daya tarik ketika mendengar dan melihat secara langsung.

“Kalau zaman dulu, Dikir digunakan tidak hanya untuk acara begawi saja, tetapi saat mau memanen padi atau mendirikan rumah serta sebagai hiburan rakyat,” ungkapnya.

Ia berharap, para generasi selanjutnya dapat melestarikan adat dan budaya dari Lampung pepadun. “Kami membuka diri dan menjaring para muda mudi berbakat untuk mempelajari kesenian ini (dikir). Sedangkan untuk kesenian klasik Lampung sedang berjalan dengan diajari dari tahapan awal. Selain itu, para tetua juga diharapkan dapat meluangkan waktu mengajari para muda mudi tersebut,” harapnya. (*)

Laporan Buhairi Aidi dan Mukaddam, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini