Jejamo.com, Bandar Lampung – Buat Anda para calon model di Bandar Lampung yang kebingungan mencari agensi tepercaya, Feverfew Entertainment mungkin menjadi salah satu alternatif terjun serius ke bidang ini.
Adalah Ida Royani, perempuan yang hobi fotografi, membuat agensi tersebut. Awalnya, bukan Feverfew yang dipilih. Nama awal agensi yang kini dihuni 20-an model itu adalah Golden Diamond.
Ida bercerita, karena nama Golden identik dengan sebuah kehidupan malam, ia kemudian mengubahnya.
“Banyak model saya akhirnya enggak percaya diri. Karena nama Golden itu identik dengan kehidupan malam. Akhirnya saya mengubahnya menjadi Feverfew Entertainment. Nama ini diberikan sahabat saya, seorang fotografer senior di Lampung, Dhanar Adhitya Nugraha,” Â kata Ida kepada jejamo.com saat bertandang ke redaksi portal berita ini, Minggu, 31/7/2016.
Ia mengatakan, nama Feverfew diambil dari bahasa Inggris yang bermakna bunga-bunga liar.
“Kami ingin agar model-model ini berhimpun di dalam wadah yang resmi berupa agensi. Makanya kami himpun mereka agar profesionalitas mereka berada pada agensi yang terpercaya,” ujar Ida yang mempunya akun Instagran @feverfewentertainment.
Ida menuturkan, Â model yang bernaung dalam agensinya lebih mempunyai peluang untuk tampil secara rutin dan meningkatkan profesionalitasnya.
“Kalau dulu kan mereka enggak dikenal, kemudian kalau diajak hunting dulu enggak dibayar, dan akses mereka terhadap dunia modelling dan fotografi  minim,” ujarnya.
Kini, kata Ida, mereka pasti mendapat honorarium (fee) saat diajak hunting, akses kepada dunia model dan fotografi lebih luas, dan makin dikenal.
Ida menambahkan, model yang ia kelola bukan hanya digunakan untuk hunting foto semata.
“Entertainment  ini kan luas. Jasa mereka juga bisa dipakai untuk peluncuran produk motor, sales promotion girl (SPG) produk tertentu, dan sebagainya.
“Termasuk juga endorse baju, busana muslim, dan sebagainya,” tambahnya.
Meski sudah memiliki agensi, Ida tak kemaruk menggelar event setiap bulan. Ia mesti pandai melihat peluang. Bagaimanapun juga, kata dia, peluang bisnis di bidang agensi ini cukup besar.
“Makanya kami enggak bakal tiap bulan ada event. Paling banter setiap bulan ada satu kali event. Sebab, menggelar event itu kan enggak boleh sembarangan. Harus dipikirkan konsepnya, dimatangkan, biat enggak flat, termasuk memikirkan fee untuk model,” katanya.
Ida juga mesti berpikir keras untuk mencari sponsor dalam setiap event yang ia gelar. Misalnya, ia mesti mengajak wardrobe, make up, dan sebagainya.
“Kalau make up dan wardrobe, kebanyakan kami ajukan penawaran kerja sama. Istilahnya, promosi juga buat mereka. Malahan kadang bukan kami yang mencari, mereka justru yang menawarkan diri membantu kami dalam setiap event yang digelar,” ujarnya.
Ida juga berkeinginan, agensi yang ia kelola mempunyai ID Card dan kostum atau seragam.
“Kalau sudah ada seragam kan bisa mencirikan, oh itu lho model Feverfew Entertainment. Ini bisa membedakan dengan model yang belum berada dalam agensi ini,” urainya.
Ida juga ingin, agensi yang ia jalankan berjalan profesional dan transparan. Untuk itu, Ida membuat grup komunikasi di WhatsApp untuk memperlancar relasi di antara model dan manajemen.
“Kalau sudah di agensi kan mesti profesional. Apa saja event yang akan mereka lakukan, mesti diberitahukan kepada manajemen. Enggak bisa lagi mereka bertindak sendiri tanpa konsultasi dengan manajemen. Ini bentuk agensi yang benar. Kalau maunya sendiri-sendiri, lebih baik sendiri, tak perlu bergabung dalam agensi,” ujarnya.
Ia menekankan soal ini karena ingin agensi yang ia kelola dan deretan model di dalamnya bekerja dalam suasana yang nyaman, transparan, dan kekeluargaan.
“Kami pernah mengeluarkan seorang model yang tidak memberi tahu saat menerima job. Buat kami, jika sudah ada di agensi, semua aktivitas pekerjaan mereka yang terkait dengan ini, mesti diberitahukan kepada manajemen,” ujarnya.
Ida mengatakan, setiap model yang ingin bergabung ke dalam agensi, mesti mengikuti beberapa tes, di antaranya tes hunting, catwalk, pose, dan sebagainya.
Saat mereka sudah di dalam agensi, kata Ida, mereka juga dituntut untuk lebih piawai menjadi model.
Ida ingin, model Feverfew Entertainment tidak hanya dikenal di Lampung saja. Bila perlu, ada yang mentas ke tingkat nasional bahkan internasional.
“Bahagia banget kalau ada model Feverfew Entertainment yang bisa tembus kelasnya sampai nasional, bahkan internasional,” pungkasnya.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com