Jejamo.com, Bandar Lampung – Ketua Umum DPP Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat dibuat geram dengan pihak Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung.
Pendiri Granat yang juga nggota DPR ini mengaku sengaja datang dari Jakarta untuk mengetahui dan mempertanyakan perkembangan kasus narkoba yang menyeret Sekda Tanggamus Mukhlis Basri dkk. Sebelum datang ke kantor BNNP, dirinya sudah menghubungi Kepala BNNP Lampung Kombes Sukamso.
“Saya sudah telepon Kepala BNNP Lampung Sokamso. Tapi, dia bilang lagi di Jakarta. Terus saya bilang lagi, siapa yang bisa menerima kedatangan kami di kantor BNNP. Lalu dia jawab, nanti ada orang kantor lagi yang menemuinya,” ujarnya kepada jejamo.com di kantor BNNP Lampung, Sabtu, 11/2/2017.
Namun, saat dirinya tiba di kantor BNNP Lampung, beberapa petugas yang ditemuinya belum mendapatkan kabar dari Kepala BNNP.
“Saya kecewa. Kami datang ke sini tidak ada orang satu pun yang dapat memberikan penjelasan terkait masalah Sekda Tanggamus Mukhlis Basri ini,” terangnya.
Dia juga lebih kecewa dua orang petugas BNNP yang menerima kedatangannya tidak dapat memberikan jawaban terkait permasalahan ini.
“Waktu saya tanya kantor BNNP kok tidak ada orang, jawab mereka ini hari Sabtu jadi semua pegawai diliburkan. Kok aneh, pelayanan publik ada libur. Mereka juga tidak bisa menjelaskan masalah Mukhlis Basri dengan alasan tidak berkompeten,” ujarnya.
Henry sempat menanyakan tulisan yang ada di spanduk yang bertuliskan “Rehabilitasi dan Rawat Bagi Pecandu” yang terpasang di depan kantor BNNP Lampung.
“Saat saya tanyakan tulisan itu, mereka kembali tidak dapat menjelaskannya. Bagaimana ini bisa, sekali lagi saya benar-benar kecewa,” pungkasnya.(*)
Baca: Ketua Umum DPP Granat Henry Yoso: Saya Akan Ungkap Perkara Sekda Tanggamus Mukhlis Basri
Baca: Ketua Umum Granat Henry Yosodiningrat Pertanyakan Sekda Tanggamus Tak Ditahan
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com